Pesan Harmonisasi Pelukis Mahendra Mangku dalam ‘Spreading Vines’ di Komaneka Fine Art Gallery

Pesan harmonisasi disampaikan pelukis Mahendra Mangku melalui karya-karya seni lukis cat air yang dipamerkan di Komaneka Fine Art Gallery Ubud Gianyar Bali.

21 Agustus 2023, 17:14 WIB

Ubud – Pelukis Mahendra Mangku menitipkan pesan moral pentingnya mewujudkan harmonisasi melalui karya-karya seni lukis cat air yang dipamerkan di Komaneka Fine Art Gallery Ubud Kabupaten Gianyar Bali.

KOMANEKA Fine Art Gallery menjadi saksi bagaimana gagasan, pemikiran dan ide-ide alumnus ISI Yogyakarta yang terus bereksperimen melalui goresan cat air.

Mengusung tema ‘SPREADING VINES’ sebanyak 48 karya Mahendra Mangku dipamerkan pada 20 Agustus – 20 September 2023 di Galeri yang buka setiap hari 09.00 – 20.00 WITA

Karya pelukis mahendra dipamerkan di komaneka fine artt gallery 2

Mahendra Mangku mengaku, lukisan karya-karyanya, sebagai metafor tentang bagaimana sebuah tanaman hidup dengan menjalari berbagai media rambatnya, pergerakan tumbuhnya adalah sesuatu hal yang natural melalui sifat organiknya sehingga ketika ia mengisi celah-celah ruang yang disajikan melalui media rambatnya.

“Maka kita dapat melihat bahwa tanaman merambat menjalar dengan daya hidupnya akan membentuk komposisi alami,” tuturnya.

Sejalan dengan itu, Mahendra Mangku melihat bahwa keharmonisan terjadi akibat dari adanya benturan, pertentangan, ketegangan yang berjalan beriringan saling mengisi, terjalin seperti tanaman yang merambat secara organik hingga membentuk suatu persepsi yang berjalan beriringan.

Diakui Mahendra Mangku, dari amatan fenomena-fenomena kehidupan sosial-budaya masyarakat sekitarnya yang selalu menyajikan pro dan kontra hadir di dalam lingkaran hidup masyarakat sebagaimana konsepsi oposisi biner.

Pernyataan-pernyataan yang bertentangan itu saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan begitu saja, sebab ia adalah kesatuan realitas, pro dan kontra keduanya merambati realita kehidupan sosial-budaya.

Menurutnya, keduanya juga berdampingan menuju satu wujud harmonisasi. Fenomena atau realitas yang Mahendra Mangku alami dan diamati tersebut dipahaminya di dalam relasi terhadap unsur harmoni dalam lukisan abstrak.

Tentang bagaimana percampuran warna terjadi secara organik melalui konteks medium cat air, inti yang esensial dari bagaimana warna membentuk komposisinya secara natural dengan belobor.

Lanjut dia, sebuah kondisi meluasnya sesuatu yang bersifat cair berupa tinta atau warna pada kertas atau kain.

Dengan kata lain merambatnya pigmen warna di dalam permukaan suatu bidang yang disebabkan oleh bentuk kecelakaan saat penggunaan. Sifatnya dapat dipandang sebagai sesuatu yang merusak sekaligus sebagai aspek estetik akibat ketidaksengajaan seturut kemudian disadari sebagai sebuah kekuatan.

Di Komaneka Art Gallery, Ubud, lukisan-lukisan Mahendra Mangku kemudian menjadi media yang menyatakan bagaimana harmonisasi terjadi melalui sublimasi pemahamannya tentang lingkar pro-kontra kehidupan sosial-budaya masyarakat dan keterhubungannya atas efek-efek visual melukis abstrak.

Pikiran-tangan-rasa adalah tiga aspek penting Mahendra Mangku mewujudkan karya lukisannya, harmonisasi tercapai apabila titik keseimbangan trilogi itu larut bersama menuju rencana yang telah dirancang secara klise di dalam pikiran.

Sebab, imaji-imaji yang hadir melalui pikirannya dinyatakan sebagai rancangan kasar dan harus dinyatakan melalui tindakan perwujudan lukisan.

Dengan kata lain, peran mata dan rasa kemudian menjadi sesuatu yang tidak kalah penting
mencapai kesatuan harmoni.

“Sesuai tema pameran, SPREADING VINES, saling mengisi, diantara perbedaan, saya ingin perbedaan jangan dianggap sesuatu kekurangan atau bagaimana, tetapi kita butuh perbedaan bagaimana kemampuan memahami perbedaan itu yang penting,” katanya.

Bagaimana memahami perbedaan sebagai sesuatu yang bermanfaat, pasti akan terjalin keharmonisan. Perbedaan , benturan, jika kita mampu memahami dan menjalin sebagai suatu kesatuan dengan baik akan menjadi sesuatu keharmonisan yang dirasakan semuanya.

Pemilik Komaneka Fine Art Gallery Ubud Koman Wahyu Suteja menyatakan, pihaknya memberikan ruang bagi pelukis untuk menuangkan karya-karyanya dalam pameran di galeri yang dikelola bersama sang istri Mansri Trisniawati.

Pihaknya ingin melalui pameran para pelukis bisa berinteraksi dengan kurator, masyarakat pecinta seni lukis sehingga terbangun ekosistrem dunia berkesenian.

“Tugas galeri kan memberikan ruang bagi para seniman dalam menyampaikan ekpresinya kepada publik, saya spesialis seniman Indonesia, Bali khususnya, ” tuturnya.

PIhaknya ingin membangun komunitas baik pelukis dan kolektor, yang tujuannya menyebarluaskan karya-karya seni Indonesia tidak hanya di Indonesia namun juga keluar negeri.

“Seni rupa modern tidak dianggap ada di dunia ketiga termasuk di Indonesia, yang ada karya-karya etnis, sedangkan di sini ada loh karya kontemporer , galeri ini sudah 25 tahun membawa pelukis establih, mangku adalah salah satunya,” imbuhnya. ***

Artikel Lainnya

Terkini