![]() |
Sosialisasi dihadiri didampingi Kabag Humas dan Protokol AA Gede Raka Yuda, konsultan asparagus asal Taiwan Mr. Su Tien Chi (60) dan salah seorang petani asparagus Nyoman Sudarta. |
KabarNusa.com – Petani di Kabupaten Badung, Bali bisa mengantongi hasil penjualan hingga Rp 400.000 per hari hanya dari areal 50 are dari berbisnis Budi daya produk holtikultura asparagu.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopperindag) Badung Ketut Karpiana saat sosialisasi asparagus di Plaga, Petang, Badung, Rabu 3 Desember 2014, mengungkapkan hal tersebut.
Sosialisasi dihadiri didampingi Kabag Humas dan Protokol AA Gede Raka Yuda, konsultan asparagus asal Taiwan Mr. Su Tien Chi (60) dan salah seorang petani asparagus Nyoman Sudarta.
“Karena sangat prospektif, Pemkab Badung menargetkan areal asparagus hingga 50 hektar pada 2014 ini. “Saat ini sudah tercapai 46 hektar,” ujar mantan Kepala Perpustakaan Badung.
Pengembangan areal asparagus ini, diyakini, akan mampu menghindarkan alih profesi. Dia juga optimis, budi daya asparagus ini akan mampu menarik warga yang telah bekerja di sektor lain ke sektor pertanian.
Soal pemasaran, tak mengalami kendala. Asparagus Plaga yang mendapat predikat terbaik di Asia ini saat ini baru mampu memenuhi permintaan kalangan hotel dan restoran lokal Badung.
Sebagian lagi diserap untuk kebutuhan pasar-pasar swalayan di wilayah Denpasar dan Badung.
Untuk kebutuhan ekspor, katanya, petani sama sekali belum mampu melayaninya. Saat ini permintaan asparagus dari luar negeri sangat banyak.
“Kami belum mampu melayani kebutuhan ekspor,” tegas Karpiana.
Untuk itu, dia berharap, lewat sosialisasi ini, warga tertarik untuk menekuni budi daya asparagus.
Selain pembudi daya, pihaknya juga berharap akan muncul wirausaha-wirausaha di bidang ini sehingga produk ini mampu memberi nilai tambah. (gek)