KabarNusa.com – Petugas Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura (BPTPH) Provinsi Bali mulai melakukan pengecekana dan identifikasi atas Wabah ulat bulu yang menyerang tanaman jati dan rumah-rumah warga di beberapa desa di Kabupaten Jembrana.
Dari peninjauan, wabah ulat bulu berwarna hitam tersebut diketahui telah mereda dan dipastikan penyerangannya tidak berlanjut karena merupakan siklus musiman. Selanjutnya petugas menyebutkan ulat bulu tersebut ulat jati.
Pengecekan dipimpin Kepala BPTPH Bali I Nengah Swela, bersama beberapa anggotannya termasuk Kasi Pengendalian UPT Pertanian Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Jembrana I Wayan Suma Juniarta.
Tiga lokasi penyerangan ulat bulu dicek petugas, di antarannya Kelurahan Pendem dan Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana.
Kasi Pengendalian UPT Pertanian Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Jembrana I Wayan Suma Juniarta mengatakan, serangan ulat bulu sudah mulai mereda.
Ini masyarakat telah melakukan pengendalian secara swadaya, menggunakan insektisida.
“Warga sudah melakukan penyemprotan dengan pestisida, dan serangannya sudah mulai mereda,” terangnya Senin (15/12/2014).
Ulat bulu yang menyerang tanaman jati dan rumah-rumah warga tersebut berukuran mini, memiliki panjang rata-rata 1,5 sampai 2 centimeter.
“Jumlah ulatnya sudah mulai berkurang. sudah banyak yang turun karena daun-daun jati sudah habis dimakan,” ujarnya.
Dikatakan, ulat bulu itu khusus menyerang tanaman jati, karena itu pihaknya menyebut sebagai ulat jati.
“Biasannya ulat bulu ini muncul diawal musim penghujan karena daun-daun jati masih muda,” terangnya.
Pihaknya pun dapat memastikan, ketika daun jati sudah habis, ulat tersebut juga akan akan habis. Tidak ada tanda jika ulat tersebut akan tetap ada secara berkelanjutan. Apalagi menyerang pohon-pohon lainnya.
“Tidak akan berlanjut, Ini hanya siklusnya, kebetulan peralihan musim,” tutupnya.(dar)