PHDI Apresiasi 75 Mahasiswa Bali Kuliah Gratis di STIKOM

15 Agustus 2015, 06:11 WIB

Baliku%2BInspirasiku

Kabarnusa.com – Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Daerah Bali Prof. Dr. IGN  Sudiana, M.Si, dan jajarannya memberi apresiasi tinggi atas kiprah STIKOM Bali yang telah berperan meningkatkan kecerdasan masyarakat.

Menurutnya, STIKOM telah berperan membantu generasi muda Bali dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tanpa melupakan akar budaya Bali serta berperan aktif me nyelamatkan warisan budaya Bali,  memanfaatkan kemajuan TIK yang dimiliki.

Hal itu disampaikan Prof. IGN Sudiana sebagai simpul hasil audiensi manajemen STIKOM Bali dengan pengurus PHDI Bali, di kantor PHD Bali, Jl. Ratna No. 71 Denpasar belum lama ini.

Menurut Sudiana, salah satu prestasi yang mendapat apresiasi lebih adalah keberhasilan STIKOM Bali melakukan repatriasi dan membawa pulang dokumentasi tentang Bali tahun 1928 – 1938 yang sebelumnya dimiliki oleh orang asing. 

“Dari sinilah masyarakat Bali yang sekarang bisa belajar, bagaimana kehidupan umat Hindu di zaman itu,” kata Sudiana. Dalam pertemuan ini, Prof. Sudiana didampingi Sekretarisnya  I Nyoman Kenak, Wakil Ketua Dr. Ni Putu Winanti, Wakil I Ketut Pasek Suastika, Sekretaris Paruman Walaka I Made Swastipuja, I Wayan Sukayasa, ST., SH, dalan lainnya.

STIKOM Bali hadir antara lain Pembina Yayasan Widya Dharma Santhi (WDS) yang menaungi STIKOM Bali Prof. Dr. I Made Bandem, MA., Ketua Yayasan WDS Ida Bagus Dharmadiaksa, Wakil Ketua Yayasan WDS I Made Marlowe Makaradhwaja Bandem, Ketua STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan, dan Pembantu Ketua  III STIKOM Bali Ida Bagus Suradarma

Pernyataan Prof. Sudiana itu menanggapi penjelasan Prof. Made Bandem, Dadang Hermawan  tentang peran STIKOM Bali selama ini, kepedulian STIKOM Bali terhadap mahasiswa asli Bali.

Juga, rencana STIKOM Bali merancang website tantang kerukunan antar umat beragama guna ikut memberikan pencerahan kepada masyarakat luas.

Menurut Dadang Hermawan, selain proyek repatriasi  Bali 1928, banyak karya skripsi mahasiswa mengkolaborasikan TIK dengan seni budaya dan sistem religi,  demi kepentingan masyarakat Bali dan umat Hindu.  Termasuk aplikasi kalender Bali karya Ida Bagus Suradarma.

“Meski banyak hal telah kami perbuat, namun kami yakin masih lebih banyak lagi yang perlu kita kerjakan. Kami ingin mendapat masukan dan pendampingan dari PHDI,” kata Dadang Hermawan.

Ada empat aspek yang disorot PHDI yakni kesan biaya  kuliah mahal, seberapa besar beasiswa  diterima mahasiswa asli Bali, kehidupan UKM yang bersentuhan dengan budaya dan agama Hindu.

Kerja sama saling mengisi dalam hal perekrutan tenaga pengajar antara STIKOM Bali dan IHDN Denpasar. 

Atas saran yang diberikan meminta STIKOM Bali melakukan sosialisasi  hingga ke tingkat desa tentang internet sehat dan bermanfaat guna menangkal dampak negatif kemajauan TIK bagi generasi muda, meminta bantuan STIKOM Bali untuk membuat data base tentang para sulinggih dan lain-lain.

Tentang biaya kuliah mahal, Ida Bagus Suradarma mengatakan biaya kuliah di STIKOM Bali   sebanding dengan fasilitas yang diterima mahasiswa.

“Semua fasilitas di STIKOM Bali  sekelas hotel bintang 5, yang tidak akan ditemukan di kampus lain. Mahasiswa naik turun pake lift, kalau di kampus lain ada lift tapi hanya untuk tamu. Agar mahasiswa nyaman berinternet, tiap tahun kami bayar inter Rp 500 juta,” kata Suradarma. (gek)

Berita Lainnya

Terkini