Plt Kadis KLH Bali Resmikan TPS3R Desa Gelgel, Solusi Pengelolaan Sampah Secara Holistik Berbasis Pengelolaan Sumber

TPS3R Desa Gelgel dikelola dengan kerja sama pihak swasta, yakni perusahaan cleaning PT Asta Manah Liang yang telah melakukan penelitian dan pengembangan selama 3 tahun untuk menemukan metode yang paling tepat untuk pengelolaan sampah di Bali. 

23 Maret 2025, 12:20 WIB

Klungkung- Dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan, Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang terletak di Desa Gelgel, Kabupaten Klungkung, diresmikan pada Sabtu 22 Maret 2025.

Peresmian TPS3R Desa Gelgel dihadiri langsung Plt Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Rentin yang mewakili Gubernur Bali Wayan Koster, Sekretaris 1 TP PKK Provinsi Bali Ny. Seniasih Giri Prasta, Bupati Klungkung I Made Satria, dan berbagai pihak yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan, termasuk perwakilan dari pemerintah daerah, masyarakat setempat, serta mitra dari sektor swasta. 

TPS3R Desa Gelgel dikelola dengan kerja sama pihak swasta, yakni perusahaan cleaning PT Asta Manah Liang yang telah melakukan penelitian dan pengembangan selama 3 tahun untuk menemukan metode yang paling tepat untuk pengelolaan sampah di Bali. 

TPS3R: Solusi Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan

TPS3R ini hadir dengan pendekatan yang tidak hanya terfokus pada pengelolaan sampah, tetapi juga pada upaya pencegahan dengan meminimalkan sampah dari sumbernya.

Dengan prinsip reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang), pengelolaan sampah yang berbasis pada sumber, merupakan kunci untuk menciptakan perubahan positif bagi lingkungan.

Menurut Direktur PT Asta Manah Liang, Putu Gede Indra, selama ini PT Asta Manah Liang, telah melakukan penelitian dan pengembangan selama 3 tahun untuk menemukan metode yang paling tepat untuk pengelolaan sampah di Bali.

Menurutnya, TPS3R Desa Gelgel ini, dikelola dengan prinsip Zero Waste. “Semua sampah dikelola untuk menjadi produk yang bernilai,” ujarnya saat peresmian.

Lebih lanjut dikatakan, untuk sampah organik diolah secara vermikompos untuk menghasilkan pupuk kascing dan bio enzyme, yang akan dipergunakan untuk bahan pembersih.

Sedangkan untuk sampah anorganik seperti sampah plastik, diolah menjadi plastic block dengan cara dilelehkan.

“Sebanyak 70 persen bangunan di TPS3R ini, menggunakan plastik blok olahan. Sebagian juga sudah diimprovisasi menjadi meja dan kursi,” ucapnya.

Sementara itu, untuk sampah residu seperti popok, kain styrofoam, dan sebagainya, diolah menjadi paving block.

“Proses pengolahan menjadi plastic block telah melalui uji emisi dan uji kelayakan kekuatan untuk dapat digunakan sebagai furniture atau pengganti kayu yang tidak berbahaya bagi manusia,” ucapnya menjelaskan.

Pihaknya dari PT Asta Manah Liang meyakini bahwa, keberhasilan pengelolaan sampah harus memenuhi 3 faktor, diantaranya peralatan, metode, dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Selain berupaya untuk mengelola sampah, sebagai komitmen terhadap pelestarian lingkungan, PT Asta Manah Liang berkomitmen untuk menanam 1 pohon untuk setiap 10 ton sampah yang dikelola.

“Dengan upaya ini, kami optimis Bali dapat mewujudkan pengelolaan sampah berbasis sumber secara efektif,” ungkapnya.

Inovasi dalam Pengelolaan Sampah

Prinsip pengelolaan berbasis sumber yang diterapkan di TPS3R Desa Gelgel ini bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dalam hal pemilahan dan pengolahan sampah.

Setiap individu diajak untuk bertanggung jawab dalam mengelola sampah sejak di rumah atau tempat kerjanya.

Dengan ini, kami mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan meningkatkan kemampuan daur ulang sampah organik dan anorganik.

Beberapa fitur unggulan yang ada di TPS3R ini meliputi:

Fasilitas Pemilahan Sampah: TPS3R Desa Gelgel memiliki Mesin Khusus yang dapat langsung memisahkan sampah organik dan anorganik, yang selanjutnya akan diproses menjadi produk yang berguna.

Pengolahan Sampah Organik: Sampah organik yang dihasilkan akan diolah menjadi kompos dengan bantuan “cacing Watuklotok” yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian atau penghijauan.

Pendidikan dan Sosialisasi: PT Asta Manah Liang juga menyediakan program edukasi untuk masyarakat, termasuk pelatihan tentang cara memilah sampah yang efektif dan bagaimana mengurangi sampah sejak dari sumbernya.

Dukungan untuk Masyarakat dan Lingkungan

Dengan hadirnya TPS3R Desa Gelgel ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang benar, serta memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan.

Tidak hanya itu, implementasi sistem ini juga berpotensi membuka lapangan pekerjaan baru dan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar.

Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya yang dibacakan oleh Plt. Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Dr. Drs. I Made Rentin, AP., M.Si, mengatakan, permasalahan sampah adalah isu besar yang dihadapi Bali.

Bahkan tidak hanya permasalahan lokal saja, namun sampah juga menjadi permasalahan secara global.

Sampah yang menumpuk di tempat terbuka, dapat berdampak seiris baik bagi kesehatan manusia, kelestarian lingkungan, serta kehidupan ekonomi.

Oleh karena itu pendekatan yang lebih baik dalam pengelolaan sampah harus terus didorong.

Ia mengatakan, sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, namun juga menjadi tanggung jawab semua pihak.

Oleh karena itu pihaknya mengajak bersama-sama menerapkan hidup bersih, peduli terhadap lingkungan, dimulai dari rumah dan lingkungan sekitar.

Keberhasilan pengelolaan sampah di TPS3R Desa Gelgel juga ditentukan oleh partisipasi aktif masyarakat, memilah sampah dari rumah tangga masing-masing.

“Saya berharap keberadaan TPS3R Desa Gelgel ini, nantinya dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Klungkung, bahkan di seluruh Bali. Dengan dukungan semua pihak saya yakin dan percaya, bisa menciptakan Bali yang lebih bersih, Bali yang lebih indah, serta menjadi contoh bagi darah lain dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” demikian ujar Dr. Drs. I Made Rentin, AP., M.Si,***

Berita Lainnya

Terkini