“Sepanjang tahun 2014 di Tabanan terjadi 7.791 kasus pelanggaran yang telah ditindak petugas,” kata Kapolres Suartana. |
Kabarnusa.com – Sepanjang tahun 2014 di wilayah hukum Polres Tabanan terdapat 167 kasus kecelakaan lalu-lintas yang mengakibatkan korban meninggal dunia 90 orang, luka berat 22 orang dan luka ringan 172 orang.
Kapolres Tabanan AKBP Komang Suartana mengungkapkan hal itu saat menjadi inspektur upacara Gelar pasukan Operasi Simpatik Agung 2015 di halaman Mapolres Tabanan, Rabu (1/4/2015)
“Sepanjang tahun 2014 di Tabanan juga terjadi 7.791 kasus pelanggaran yang telah ditindak petugas,” katanya.
Kapolda Bali Irjen Pol Ronny F. Sompie, dalam sambutannya yang dibacakan Kapolres mengungkapkan lakalantas dan permasalahan lalu lintas jalan raya.
Disebutkan, akibat populasi kendaraan bermotor, pertumbuhan penduduk dan pembangunan perkotaan mengalami perkembangan yang sangat pesat, namun tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana jalan yang memadai.
Terkait hal itu, jajaran Ditlantas Polda Bali diharapkan dapat meningkatkan langkah antisipasi baik secara teknis maupun strategis agar potensi pelanggaran, kemacetan serta kecelakaan lalulintas yang terjadi dapat diminimalisir.
Gelar pasukan operasi simpatik agung 2015 dalam rangka mewujudkan polantas sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di ruang publik guna mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat.
“Operasi lebih memfokuskan pada pembenahan penertiban internal yang mengedepankan pada unit pelayanan publik,” paparnya
Kapolda juga menegaskan, Operasi simpati agung 2015 secara terstruktur dan kelembagaan akan disesuikan dengan kegiatan satgas-satgas yang sudah tercantum sesuai dengan rencana operasi.
Diungkapkan, Operasi simpatik bermula dari kondisi saat ini masih dijumpai adanya anggota polantas yang kurang memahami fleksibilitas posisi Polri dalam masyarakat.
Juga, anggota polantas belum maksimal melakukan perubahan mendasar, anggota polantas masih melakukan penyimpangan dalam melaksanakan tugas, anggota polantas belum melakukan perubahan tata nilai, pola pikir dan pola tindak.
Potret tersebut merupakan wajah pelayanan polantas yang memerlukan pembenahan mindset dan cultur set untuk menjawab tuntutan masyarakat agar mendapatkan pelayanan polantas yang lebih baik.
Juga, tidak mempersulit masyarakat dan tidak melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan keluhan masyarakat,” papar kapolda.
Terkait hal itu, tujuan Operasi Simpatik Agung 2015 adalah untuk meningkatkan disiplin anggota polantas dan terwujudnya pelayan polantas yang bersih dari KKN.
“Selain itu juga untuk terwujudnya masyarakat yang tertib dan patuh hukum dalam berlalu lintas sehingga kamseltibcar lantas yang mantap dapat diwujudkan,” tegasnya (gus)