Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto/Dok. Kabarnusa |
Jakarta – Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto mengajarkan banyak hal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk berpolitik jangan sampai memberi ruang kebencian atau dendam.
Pesan itulah yang melekat kuat pada diri Dahnil A Simanjuntak, orang dekat yang menjadi juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Melalui unggahan media sosial pribadinya @Dahnilanzar, pria yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Diponegoro dan Universitas Indonesia itu, mendadak mengunggah postingan seolah mengingatkan semua pihak.
Dalam postingan itu, Dahnil juga menyinggung masalah yang dialami pengamat dan akademisi Universitas Indonesia, Rocky Gerung yang mendapat somasi Centul City, terkait lahan.
“Saya bersyukur, dapat banyak pelajaran politik matang dan baik dari Pak @prabowo,” cuit Dahnil dikutip Kabarnusa.com dari akun twitternya.@Dahnilanzar, Jumat (10/9/2021).
Ia melanjutkan, Prabowo mengajarkan agar tidak memberikan ruang bagi rasa benci dan dendam dalam berpolitik.
“Tidak boleh ada ruang untuk benci dan dendam dalam politik. Semua harus bekerja untuk kepentingan bersama, bangsa dan negara,” unggahnya.
Menurutnya, dendam dan benci hanya akan menyakitkan diri, bahkan pada level selanjutnya akan merugikan banyak orang, merugikan kehidupan berbangsa dan negara.
Kata dia, kitik, adu ide, adalah laku pertarungan di ruang publik sebagai sesama anak bangsa. Tapi, hubungan sebagai pribadi tidak boleh menyisa benci.
Pada unggahan lainnya, menyinggung isu rival politik atau tokoh politik sakit, bukannya didoakan yang baik-baik namun justru dimaki dengan doa-doa buruk.
“Lawan politik sedang kesusahan dia gembira. Padahal para founding father kita bisa berbeda keras luarbiasa tapi hubungan pribadi tetap terjaga, bahkan saling bantu,” katanya.
“Saya berbeda sikap politik dengan RG (Rocky Gerung) saat ini, tapi berdoa yang terbaik agar sengketa yang sedang beliau hadapi saat ini bisa lekas selesai. Bukan justru mengolok-olok sambil bergembira dengan kesusahan orang lain,” tukas Dahnil.
Unggahan lainnya, Dahnil mengutip sejarah orang tua Prabowo yang terang berbeda sikap politik dengan Bung Karno, bahkan berseberangan.
“Namun, tetap saling bantu dan sokong secara pribadi. Tidak ada itu, sikap gembira melihat orang lain susah,” tandasnya lagi.
Kata Dahnil, sikap serupa juga ditunjukkan Prabowo, saat bertemu satu persatu politisi yang berlawanan bahkan tidak jarang berkata kasar.
“Menghina beliau dipublik, tapi beliau tidak pernah menunjukkan sikap membenci, dan seringkali memaafkan,dan tetap menjaga hubungan pribadi,” tutupya. (rhm) ***