![]() |
Presiden Jokowi memberikan arahan dalam silaturhami dengan perkumpulan nelayan dan petambak di Istana Negara/biro pers setrpres |
JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta nelayan atau petambak memanfaatkan program Bank Mikro yang yang disiapkan secara khusus oleh pemerintah untuk memberikan bantuan modal kerja dan modal investsi bagi para nelayan dan pembudidaya ikan.
Kepala Negara menyampaikan itu ketika bersilaturahmi dengan sejumlah perkumpulan nelayan dan petambak di seluruh Indonesia. Silaturahmi tersebut berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 22 Januari 2019.
Presiden meminta agar para nelayan betul-betul memanfaatkan keberadaan program ini. “Sejauh ini yang sudah tersalur itu baru Rp132 miliar. Target kita tahun ini Rp975 miliar. Jadi masih jauh sekali. Tolong ini dimanfaatkan,” ujarnya.
Diketahui, Bank Mikro Nelayan memberikan akses dan bantuan bagi para nelayan untuk meningkatkan perekonomian dan taraf hidupnya. Meski demikian, Kepala Negara mengingatkan untuk melakukan kalkulasi usaha sebelum melakukan peminjaman.
Tentu saja, hal ini memberikan peluang, sehingga Jokowi berpesan hati-hati penggunaannya. Harus dihitung, harus dikalkulasi. Ia ingin agar para nasabah Bank Mikro Nelayan memanfaatkannya untuk modal kerja, bukan untuk hal yang bersifat konsumtif semata.
“Kalau pinjam misalnya Rp300 juta, yang Rp150 juta jangan untuk beli mobil atau Rp15 juta untuk beli motor, untuk gagah-gagahan. Enam bulan gagah selanjutnya enggak bisa nyicil, bank ya tarik,” lanjutnya.
Jokowi juga memberikan kesempatan kepada sejumlah perwakilan nelayan dan pembudidaya ikan untuk menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi di lapangan. Salah satunya ialah Nur Hidayah yang mewakili Jaringan Perempuan Nelayan.
Kaum perempuan dalam kesehariannya di sektor perikanan bekerja dalam rantai produksi pengolahan hingga pemasaran ikan yang dikumpulkan oleh para nelayan.
Namun, profesi ataupun kegiatan tersebut dalam sejumlah kesempatan belum tercakup oleh sejumlah layanan yang diberikan kepada pemerintah seperti layanan Bank Mikro Nelayan dan asuransi nelayan.
“Ada kesulitan perempuan untuk mengakses yang salah satunya asuransi nelayan. Identitas di KTP itu pekerjaannya harus nelayan. Sementara perempuan rata-rata identitasnya ibu rumah tangga,” tuturnya.
Ditambahkan Kepala Negara dirinya memahami keluhan yang disampaikan Nur Hidayah dan para perwakilan lainnya. Untuk itu, Ia berkomitmen menyelesaikan persoalan ini agar para nelayan perempuan dapat mengakses bantuan permodalan untuk para nelayan di kemudian hari. (rhm)