![]() |
Presiden Joko Widodo meninjau pameran ASAFF di JCC, Jakarta/foto Biro Pers Setpres |
JAKARTA– Pameran komoditas dan poduk pertanian yang merupakan bagian rangkaian ASAFF yang dihelat oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pada 28 Juni – 1 Juli 2018 mendapat apresiasi Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi mengunjungi pameran Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) 2018 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu 30 Juni 2018.
Mengenakan kemeja putih dan celana hitam, disambut Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Ketiganya kemudian langsung masuk untuk meninjau pameran.
Sambil menyapa dan bersalaman dengan pengunjung, Presiden kemudian berkeliling meninjau stan produk-produk pertanian yang dipamerkan. Pertama, Presiden mengunjungi stan komoditas pertanian seperti bawang, cabai, paprika dan kentang.
Kemudian, stan berikutnya dikunjungi Presiden adalah stan tanaman hidroponik. Di beberapa stan, Presiden pun sempat berbincang dengan pemilik produk.
Selain komoditas pertanian, pameran ASAFF yang mengusung tema “Transforming Challenges into Opprotunities: Agricultural Innovation and Food Security” ini pun dipamerkan berbagai inovasi di bidang pertanian.
Kepala Negara meninjau stan alat-alat pertanian moderen mulai dari drone hingga Controlled Atmosphere Storage (CAS) atau mesin penyimpanan yang bisa menyimpan bahan pangan segar hingga enam bulan.
Terkait inovasi ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan bahwa inovasi bisa menjadi kunci sukses di bidang pertanian, misalnya tercapainya swasembada pangan.
“Swasembada pangan bisa terjadi, bahkan kedaulatan pangan akan terjadi manakala inovasi kita dorong dan kita kembangkan. Kata kunci untuk suksesnya suatu pertanian harus mendorong inovasi mulai dari bibit hingga pengolahan pascapanen,” ujar Menteri Pertanian kepada awak media.
Senada dengan Menteri Pertanian, Kepala Staf Kepresidenan yang juga Ketua Umum HKTI Moeldoko menyampaikan bahwa negara-negara yang memiliki tingkat kemajuan di bidang pertanian pasti memiliki inovasi yang sangat tinggi.
Menurutnya, pertanian Indonesia pun bisa lebih berkembang dengan pendekatan teknologi yang dibudidayakan.
“Masyarakat kita hampir sebagian masih menggunakan pendekatan tradisional. Berbagai inovasi di sini kita ambil, kita komunikasikan dengan para pengusaha sehingga nanti semua pengembangan produk itu bisa dikembangkan dan digunakan oleh petani,” demikian Moeldoko.(rhm)