Program MBG Tegaskan Peran Vital Orang Tua Wujudkan Anak Buleleng Sehat

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris,menyoroti meningkatnya konsumsi makanan ultra-proses nugget, sosis hingga, makanan kemasan.

2 Desember 2025, 19:14 WIB

Buleleng – Suasana antusiasme tinggi menyelimuti Desa Banjar, Buleleng, pada Sabtu (29/11) saat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi intensif Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Acara ini bukan bentuk ajakan masif untuk revolusi pola makan yang berakar kuat dari unit terkecil masyarakat: keluarga.

Program MBG, yang merupakan inisiatif kunci Presiden Prabowo Subianto, didorong sebagai fondasi utama untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045—generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga sehat dan kuat secara fundamental.
Perubahan Gizi Harus Bermula dari Dapur, Bukan Hanya Sekolah

Dalam sambungan daringnya, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, memberikan penekanan yang menggugah.

Ia mengingatkan tanggung jawab gizi anak tidak bisa sepenuhnya dilimpahkan kepada sekolah atau pemerintah.

“Anak-anak adalah titipan Tuhan yang paling berharga. Tugas kita bukan hanya menyekolahkan mereka, tetapi memastikan mereka mendapatkan gizi yang baik dan seimbang,” tegas Charles.

Charles Honoris menyoroti tantangan kritis saat ini: invasi makanan ultra-proses, seperti nugget, sosis, dan makanan kemasan, yang kian meningkat konsumsinya.

Ia menekankan dampak buruk dari konsumsi jangka panjang ini merupakan ancaman serius bagi masa depan bangsa.

“Perubahan dimulai dari rumah. Dari cara kita memilih bahan makanan, cara kita memasak, hingga bagaimana kita mendidik anak tentang makanan sehat,” ujarnya.

Pihaknya mendesak keluarga untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga asupan gizi. Ia berkomitmen bahwa Komisi IX akan terus memastikan kebijakan gizi nasional terimplementasi secara nyata di tengah masyarakat.

Senada DPR RI, perwakilan dari Badan Gizi Nasional (BGN), Alwin Supriyadi, menggarisbawahi Program MBG adalah pondasi vital menuju Indonesia Emas 2045.

“Individu dengan gizi yang terpenuhi akan memiliki kesehatan yang baik dan potensi untuk berkembang secara maksimal. Itu modal penting agar Indonesia dapat bersaing di kancah global,” jelas Alwin.

Ia menerangkan program ini secara spesifik menekankan konsumsi Pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA), dengan penekanan kuat pada pemanfaatan pangan lokal.

Menanggapi inisiatif ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Sucipto, menegaskan bahwa semangat yang hadir di Desa Banjar harus diterjemahkan menjadi aksi nyata.

“Keberhasilan program sangat ditentukan partisipasi seluruh elemen masyarakat. Kami berharap semua saling memperhatikan lingkungannya dan ikhlas melayani masyarakat,” ajak Sucipto.

Sosialisasi ini diharapkan menjadi pemicu penting, memperkuat kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan komunitas dalam memastikan setiap anak bangsa mendapatkan asupan gizi berkualitas yang mereka butuhkan untuk tumbuh optimal dan menjadi pemimpin masa depan. ***

Berita Lainnya

Terkini