Sleman – Pemerintah Kabupaten Sleman mengambil langkah tegas dan visioner dalam upaya mengentaskan kemiskinan dengan menggenjot program unggulan “Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana” atau yang populer disingkat “Pratu Kamis Sarjana”.
Inisiatif ini bukan sekadar janji, melainkan implementasi nyata dari misi pertama Bupati dan Wakil Bupati Sleman periode 2025–2030, yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan.
Program ini, yang secara teknis dijalankan di bawah payung “Sleman Pintar”, memiliki target ambisius: memastikan setiap keluarga miskin di Sleman memiliki setidaknya satu anak yang bergelar sarjana.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sleman, Sarastomo Ari Saptoto, dengan optimis menyatakan bahwa pendidikan adalah kunci utama memutus mata rantai kemiskinan yang kerap membelenggu lintas generasi.
Salah satu strategi penanggulangan kemiskinan adalah dengan meningkatkan pendidikan anak-anak dari keluarga miskin agar tidak jatuh ke lingkaran kemiskinan yang sama.
“Oleh karena itu, di Sleman wajib belajar tidak berhenti di 12 tahun saja, tetapi kami dorong hingga jenjang sarjana,” ujar Ari Saptoto dalam jumpa pers di Pendopo Pemkab Sleman, Senin (20/10/2025).
Komitmen Pemkab Sleman terhadap masa depan warganya ditunjukkan dengan alokasi anggaran yang signifikan.
Untuk tahun 2025 saja, Pemkab Sleman menyiapkan dana sekitar Rp 8,7 miliar demi membiayai mahasiswa lama dan mahasiswa baru yang menerima program beasiswa ini.
Hingga tahun 2025, program ini telah menyentuh 796 mahasiswa. Tahun ini, kabar baik datang dengan dibukanya kuota baru untuk 220 mahasiswa.
Yang lebih menggugah, program ini telah membuahkan hasil pertamanya.
Sebanyak 14 mahasiswa dari Universitas Amikom Yogyakarta telah diwisuda pada Agustus 2025 dengan capaian membanggakan: seluruhnya meraih predikat cumlaude. Bahkan, satu mahasiswa mencatatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4,00.
“Alhamdulillah, 14 wisudawan tersebut semuanya lulus cumlaude. Harapan kami, ke depan setiap keluarga miskin di Sleman memiliki minimal satu sarjana. Itulah inti dari program ini, agar kemiskinan di Sleman bisa dikurangi melalui peningkatan kualitas pendidikan,” tambah Ari Saptoto dengan bangga.
Pada 1 November 2025 mendatang, sebanyak 78 mahasiswa lainnya akan menyusul diwisuda, melengkapi total 82 lulusan program ini hingga akhir tahun.
Untuk memastikan akses pendidikan tinggi merata, Pemkab Sleman telah menjalin kerja sama dengan sejumlah kampus terkemuka di DIY, termasuk Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas Aisyah Yogyakarta, dan Universitas Teknologi Yogyakarta.
Ke depan, ambisi Pemkab Sleman semakin besar. “Pada tahun 2026, kami menargetkan kerja sama dengan sekitar 40 perguruan tinggi di DIY agar semakin banyak anak-anak Sleman yang bisa mengakses pendidikan tinggi,” tutup Ari,***