Program Simantri Gubernur Bali Tak Efektif Entaskan Kemiskinan

8 April 2015, 06:30 WIB

sapi

Kabarnusa.com – Program populis sistem pertanian terintegrasi (Simantri) yang digulirkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika tidak efektif dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Pulau Dewata.

Menurutnya, Simantri yang diterima gabungan kelompok tani (Gapoktan) sama sekali tidak efektif.

“Kalau dihitung-hitung, efektifitasnya tidak sampai 10 persen dari seluruh Simantri yang mendapat suntikan dana dari pemerintah. Jadi tidak ada gunanya,” ujar Guru Besar Univerdsitas Udayana Prof DR I Wayan Windia dalam diskusi bertajuk “Pengentasan Kemiskinan” di Renon, Selasa (7/4/2015).

Kata dia, banyak penerima dana Simantri adalah para petani elit yang tidak mau belajar pertanian.

Belum lagi penerima Simantri berdasarkan tekanan politik di kabupaten dan di desa yang bersangkutan.

Akibatnya, Gapoktan yang sebenarnya tidak layak menerima program Simantri tetapi karena punya hubungan baik dengan kepala desa, dengan Camat dan bupati, maka mereka berhak menerima sumbangan Simantri.

Bahkan beberapa Gapoktan tidak mau belajar tentang apa itu Simantri. Mereka setelah menerima dana bantuan tetapi tidak melakukan apa-apa.

Para Gapoktan memahami Simantri hanya sebatas memeliharan sapi. Padahal Simantri itu bukan hanya sekedar memelihara sapi tetapi bagaimana cara mengolah kotoran sapi menjadi pupuk, mengolah kotoran sapi menjadi gas, mengolah biourin menjadi pupuk dan sebagainya. Sistemnya berjaring.

Kata Windia, yang terjadi Gapoktan yang anggotanya adalah petani elit, tidak mau kerja kotor, sementara masih ada desa lain, Gapoktan lain yang benar-benar membutuhkan Simantri namun tidak dilayani.

Karenanya, dia mengusulkan agar dana Simantri disalurkan melalui kelompok Subak yang benar-benar bergerak di bidang pertanian.

“Selama ini kelompok subak tidak diperhatikan dengan baik. Sudah selama 11 abad subak hanya dibiarkan urusan budaya, dan kurang disupport,” imbuhnya. (kto)

Berita Lainnya

Terkini