![]() |
Gede Pasek Suardika (foto:kabarnusa) |
Kabarnusa.com – Terseretnya anggota Komisi III DPR RI yang Wakil Bendahara Umum Partai Demokrat I Putu Suardiana alias Putu Leong dalam kasus dugaan korupsi proyek infrastruktur di Sumatra Barat memunculkan sorotan betapa lemahnya manajemen partai berlambang Bintang Mercy itu.
Dalam pandangan elit Partai Demokrat yang kini menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Gede Pasek Suardika, kasus yang membelit koleganya itu, kemudian menyeruak bagaimana manajemen partai dalam menempatkan kader dalam jabatan penting dan setrategis itu.
“Dalam konteks ini, yang kami soroti, manajemen Partai Demokrat menempatkan orang yang baru kok langsung di posisi Wabendum,” tanya Pasek dalam perbincangan dengan kabarnusa.com baru-baru ini.
Pasek lantas, membandingkan dengan dirinya, yang harus sekian tahun, baru bisa masuk lingkaran pengurus DPP.
Secara logika organisasi, untuk menduduki posisi sepenting dan setinggi itu, paling tidak kader harus melaluinya secara bertahap.
Mengingat posisi Wabendum yang masuk pengurus harian, seperti posisi wasekjed, wakil ketua dan seterusnya, merupakan pengurus inti.
“Ini kok lompatannya luar biasa, sehingga wajar menjadi pertanyaan ada apa,” ucapnya.
Di pihak lain, pemantuan terhadap aktivitas pengurus inti itu, meskipun bisa namun tidak sepenuhnya bisa dipantau.
“Dia (Putu Leong) itu pengurus inti, siapa yang mengawasi dia, kalau dia mengawasi pengurus yang lain boleh,” imbuh mantan Ketua Komisi III DPR RI itu.
Selain itu, jika melihat karir politik Putu Leong di partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu terlalu cepat atau instan.
Kata Pasek, proses screening di partai terhadap politikus asal Bongkasa Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung itu, dinilai tidak maksimal.
“Tampaknya dia pintar melihat momentum dahulu, dia ditarik sebagai wakil Bali, tetapi kalau ada kepintaran yang lain, saya tidak tahu,” tandas Pasek.
Karenanya, dengan tersandungnya kader Demokrat asal Bali pertama Jero Wacik dan kedua Putu Leong, patut disayangkan.
Untuk memulihkan kembali kepercayaan terhadap partai dengan lambang bintang mercy itu, agak berat. Dengan cara apalagi, karena faktanya seperti itu.
Jika hal itu tidak ada kaitannya dengan partai, namun kenyataanya, Putu Leong menduduki jabatan tinggi di partai.
Apalagi, keanggotannya di Komisi III namun justru mengurusi komisi lainnya sehingga apakah hal itu patut dipertanyakan apakah ada korelasinya dengan posisinya sebagai Wabendum. (rhm)