![]() |
Anak-anak TK/RA di Kabupaten Tabanan yang tengah belajar manasik haji di lapangan Alit Saputra |
TABANAN – Ratusan anak Taman Kanak-kanak (TK) Islam atau Raudhatul Atfal (RA) se-Kabupaten Tabanan melakukan manasik haji (peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya) di lapangan Alit Saputra, Tabanan, Bali, Kamis (7/9/2017)
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tabanan, I Nyoman Arya saat membuka kegiatan tersebut memberikan apresiasi kepada Pengurus Daerah Ikatan Guru Raudhatul Atfal (PD-IGRA) Kabupaten Tabanan yang menggelar kegiatan manasik haji di kalangan anak-anak Raudhatul Atfal.
“Kami mengapresiasi PD-IGRA Tabanan yang telah menggelar manasik haji ini. Kami berharap acara seperti ini bisa terus digelar secara berkala setiap tahun agar anak-anak mengehui sejak dini tentang proses pelaksanan ibadah haji,” katanya.
Pengamatan di lapangan, sejak pagi hari sekitar 500 siswa TK/RA yang berpakaian ihram ditemani orang tuanya mendatangi lapangan alit saputra. Mereka tampak antusias mengikuti berbagai proses tata cara pelaksanaan ibadah haji
Mereka belajar bagaimana cara melakukan praktik tawaf, sa’i, wukuf, lempar jumrah, dan prosesi ibadah haji lainnya dengan kondisi yang dibuat mirip dengan keadaan di tanah suci.
Sejumlah anak ada yang tidak bisa mengikuti seluruh kegiatan manasik haji ini karena menangis dan kepanasan sehingga orang tuanya terpaksa harus menggendong anaknya keluar barisan.
Antusiasme para orang tua juga terlihat dengan banyaknya para orang tua masuk ke lapangan dan memaksa petugas menyuruh keluar kawasan tempat manasik haji digelar agar proses belajar bisa berjalan lancar.
Pengenalan manasik haji ini merupakan program rutin tahunan Pengurus Daerah Ikatan Guru Raudhatul Atfal (PD-IGRA) Tabanan. Kegiatan sengaja digelar disaat umat muslim di seluruh dunia sedang melakukan ibadah haji seperti yang berlangsung saat ini di Arab Saudi.
Pihak penyelenggara mengaku, program pengenalan manasik haji tersebut memiliki beberapa kendala termasuk susahnya mengarahkan anak-anak karena usia yang masih kecil.
Masalah lainnya yakni pengadaan dana karena selama ini pelaksanaan manasik haji untuk anak anak merupakan swadaya para guru sekolah sehingga dana yang terkumpul belum maksimal.
“Kami berharap para pemerhati pendidikan serta stake holder lainnya bisa memberikan perhatian lebih ke depan agar proses pembelajaran manasik haji di kalangan anak-anak ini bisa berjalan dengan baik,” papar guru Pembina, Gun Supardi usai acara digelar. (Tim)