Ratusan Orang Suci Pemuka Hindu Gelar Paruman Agung di Bali

6 April 2019, 19:38 WIB
foto%2Bwgub%2Bdi%2Bsanur3
Wakil Gubernur Bali Cok Ace membuka Paruman Agung Dharma Ghosana se-Nusantara di Denpasar Bali

Denpasar – Ratusan orang suci atau pemuka agama yakni Sulinggih dan Ida Pedanda seluruh Nusantara berkumpul di Bali guna menggelar Paruman Agung Dharma Ghosana se-Nusantara.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengajak krama Bali dan umat hindu senantiasa menjalankan swadarma dan kewajibannya masing-masing dalam kehidupan beragama serta kehidupan sehari-hari.

“Sehingga keselamatan dan kedamaian alam semesta beserta isinya selalu terjaga,” tutur pria yang akrab disapa Cok Ace ini dalam pembukaan Paruman Agung Dharma Ghosana se-Nusantara di Pura Tanjung Sari, Giya Santrian, Sanur, Denpasar, Sabtu (6/4/2019).

Cok Ace mendukung pelaksanaan Paruman Agung untuk mempertemukan Ida Pedanda dan orang-orang suci yang bahkan hadir dari seantero nusantara. “Semoga pertemuan ini bisa melahirkan pemikiran-pemikiran yang baik, tentunya memberikan manfaat luar biasa untuk swadharma kita dalam bernegara serta beragama,” katanya.

Mantan Bupati Gianyar ini juga mengharapkan tuntunan, arahan segenap pemuka agama, Ida Pedanda dan orang-orang suci agar semua krama Hindu mampu berjalan di jalan kebenaran dan tak lepas ajaran agama.

“Dia juga meminta doa para pemuka agama, Ida Pedanda agar semuanya bisa tetap harmonis dan damai seperti yang selalu harapkan,” Ujar Cok Ace.

Ketua Dharma Ghosana Kota Denpasar Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa Putra Keninten menyebut paruman agung ini sebagai wahana pertemuan pemuka agama Hindu dari seluruh nusantara.

“Paruman mempertemukan 400 ratu peranda dan secara rutin, paruman ini diadakan setiap 6 bulan sekali, bertujuan agar hubungan personal antar pemuka agama bisa semakin erat,” tutur Ida Pedanda Arimbawa.

Pertemuan ini untuk menyamakan pemikiran dan persepsi Ida Pedanda Siwa-Budha untuk ajaran-ajaran agama yang sudah diwariskan secara turun temurun terutama untuk umat Hindu.

“Agar tata-cara, upacara dan upakara serta prakteknya di lapangan bisa berjalan serupa,” katanya. “Ini untuk peningkatan kualitas prosesi yang dilaksanakan agar semakin baik sesuai sastra agama Hindu,” tutupnya. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini