Ratusan Pelajar di Yogyakarta Dibekali Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam

Simulasi tanggap bencana diikuti 332 siswa SMP diberikan tim DMC Dompet Dhuafa Yogyakarta.

17 Desember 2024, 08:45 WIB

Yogyakarta – Ratusan Siswa SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta dibekali kesiapsiagaan dengan mengikuti simulasi tanggap bencana bersama DMC Dompet Dhuafa Yogyakarta

Apalagi, Provinsi DIY berstatus siaga darurat bencana hidrometeorologi mulai pada 24 November 2024 sampai 2 Januari 2025.

Simulasi tanggap bencana diikuti sebanyak 332 siswa dan sepanjang kegiatan para siswa sangat antusias mengikuti bahkan mendengarkan pemaparan menarik tentang kebencanaan dari tim DMC Dompet Dhuafa Yogyakarta.

Kegatan simulasi tanggap bencana, sebagai antisipasi kedaruratan bencana, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa Yogyakarta menggelar kegiatan sosialisasi kebencanaan dan simulasi penanganan gempa di Aula SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, pada Sabtu 14 Desember 2024.

Staf program kebencanaan DMC Dompet Dhuafa Yogyakarta, Adit Raharjo mengatakan bahwa gelar simulasi ini harus benar-benar diterapkan semua ini masyarakat, termasuk sekolah.

“Pelajar sekolah perlu memiliki kesiapan menghadapi bencana alam, terutama gempa bumi dan kebakaran. Untuk itu, simulasi penanganan bencana menjadi hal yang sangat penting,” jelasnya.

Sebelum memulai simulasi, tim DMC Dompet Dhuafa Yogyakarta terlebih dahulu memberikan penjelasan mendalam tentang gempa bumi seperti apa itu gempa, bagaimana gempa terjadi, dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melindungi diri saat gempa terjadi.

“Jadi gempa sebenarnya bukanlah penyebab langsung kematian. Yang berbahaya justru adalah bangunan yang tidak dirancang tahan gempa,” papar Adit dihadapan para siswa.

Penjelasan ini berhasil memicu rasa ingin tahu para siswa. Sesi presentasi pun berlangsung interaktif, dengan siswa bergantian mengajukan pertanyaan.

Sebagian besar pertanyaan mereka berfokus pada satu hal utama yakni terkait langkah apa yang harus diambil ketika gempa terjadi.

Dalam simulasi, para ketua kelas juga berperan aktif. Begitu alarm berbunyi sebagai tanda gempa, mereka dengan sigap memandu teman-temannya untuk segera keluar dari gedung sambil melindungi kepala menggunakan tangan atau tas serta untuk menjauhi gedung tinggi.

Selain memberikan simulasi menghadapi gempa, DMC Dompet Dhuafa juga mengajak para
siswa untuk belajar memadamkan api secara langsung menggunakan alat pemadam api ringan (APAR).

Pada adegan simulasi ketika kebakaran diruang terbuka, dimana para murid diajak untuk melakukan simulasi pemadaman api menggunakan kain yang sudah dibasahi dengan air.

Simulasi pemadaman api oleh tim DMC Dompet Dhuafa Yogyakarta dengan menggunakan kain goni basah serta APAR.

Melalui program pelatihan dan simulasi tanggap bencana ini, lingkungan sekolah diharapkan menjadi tempat yang lebih aman bagi seluruh warga sekolah, terutama bagi para murid.

“Sekali lagi, kami dari DMC berharap para siswa dan guru dapat memiliki pengetahuan dan kesiapan menghadapi berbagai potensi bencana yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja,” pungkas Adit. ***

Berita Lainnya

Terkini