![]() |
Ketua Paguyuban Sosial Warga Tionghoa Indonesia Provinsi Bali Hendra A Wasita |
DENPASAR – Momentum perayaan Imlek dijadikan media untuk memperkuat rasa persaudaraan dan kebhinekaan oleh Paguyuban Sosial Warga Tionghoa Indonesia Provinsi Bali dengan merangkul semua elemen masyarakat dan etnis di Bali.
Ketua Paguyuban Sosial Warga Tionghoa Indonesia Provinsi Bali Hendra A Wasita menegaskan pada perayaan Imlek yang dipusatkan di Sanur Denpasar akhir pekan lalu, pihaknya mengajak semua komponen bangsa, menyatukan hati dan pikiran.
“Marilah kita mengembangkan persaudaraan dan kebangsaan, karena itu mutlak untuk bisa menjaga NKRI,” tegas Hendra. Tanpa adanyaa rasa persaudaraan dan kebangsaan diantara masyarakat, maka akan melahirkan perpecahan dan disintegrasi bangsa.
“Kita tidak tahu akan seperti apa bangsa ini, tercerai berai, momentum perayaan Imlek ini sangat bagus. ini pertama kali kami mengajak berbagai etnis untuk mengisi acara bukan sekedar tamu atau makan-makan saja,” tutur Hendta.
Dia mengungkapkan, saat ini, kondisi bangsa tengah dalam ujian, di mana kedewasaan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara baik bidang politik dan demokrasi masih rendah. Karenanya, pihaknya ingin terus menjalin silaturahmi dan dalam berbagai kesempatan untuk melupakan perbedaan ras, agam, suku.
Sebab, manusia tidak bisa menolak perbedaan itu, karena semua pemberian Tuhan. Janganlah perbedaan itu kemudian dijadikan masalah, sebab pada dasarnya bahwa semua manusia itu saling bersaudara sebagai bagian anak bangsa.
Sampai saat ini, dia melihat kehidupan berbangsa bernegara dan bermasyarakat dalam bingkai kebhinekaan di Bali masih tergolong cukup baik. Demikian juga, warga Tionghoa bisa membuar dengan masyarakat di Bali sebagaimana ditunjukkan dalam perayaan Imlek dihadiri ratusan semua tokoh lintas agama dan warga berbagai komnitas atau paguyuban masyarakat di Pulau Dewata.
Hal itu juga menunjukkan bahwa nasionalisme warga Tionghoa tidak perlu diragukan lagi. Menurutnya, rasa nasionalisme itu tidak sebatas pada ucapan atau wacana saja.
“Nasionalisme harus diwujudkan dalam tindakan nyata dalan kehidupan sehari-hari, tidak cukup hanya diucapkan di bibir,” tandasnya dalam acara yang diisi dengan berbagai atraksi seni pertunjukkan seperti Barongsai dan tari-tarian berbagai daerah di Tanah Air. (rhm)