![]() |
KARANGASEM– Tim Fox Hunting Pasebaya Agung dan Orari menemukan sumber sinyal yang menganggu frekwensi orari yang dipergunakan sebagai dukom oleh Pasebaya Agung untuk memberikan edukasi kepada warga masyarakat di lingkar Gunung Agung Kabupaten Karangasem, Minggu (22/7/2018).
Tim Fok Hunting dari Relawan Pasebaya I Wayan Nuarta mengatakan, pelacakan dilakukan sejak pukul 10:00 wita menggunakan antena portable. Disana tim menemukan sumber signal di arah Barat Laut atau 300 drajat dari Rendang.
Setelah memastikan arah sinyal tersebut, mereka bergerak dari Kecamatan Rendang menuju ke Kabupaten Gianyar untuk diskusi bersama rekan Orari Gianyar. Tim sempat memastikan kembali arah bentangan signyal tersebut menggunakan antena base station.
Pencarian dilanjutkan ke arah utara Kabupaten Gianyar hingga sampai di sebelah timur museum Geopark, disana tim kembali melakukan pointing dengan antenna portable dan signal mengarah ke arah tenggara.
Tim bergerak menyusuri jalanan kintamani hingga sampai di tengah hutan tepatnya didepan pertigaan jalan menuju Banjar Puseh, Trunyan.
Dilokasi tersebut, tim kembali melakukan pointing dan di temukan sumber gangguang dari arah selatan.
“Karena kami tidak menguasai daerah tersebut, kami mencoba menelusuri jalan besar yang menuju ke arah Rendang,” beber Nuarta.
Sesuai petunjuk masyarakat sekitar, tim memutarbalik kendaraan masuk ke wilayah Desa Landih, Kintamani. Di sana alat menditeksi sinyal semakin kuat hanya saja arahnya tetap berasal dari seberang jurang.
“Sinyal semakin kuat dan menguatkan keyakinan kami bahwa sumbernya ada di wilayah itu,” tutur Nuarta .
Setelah memastikan titik sumber siyal tersebut, akhirnya menemukan sebuah rumah tim bertemu dengan inisial (Wayan) beserta sejumlah peralatan radio dipergunakan.
Kepada tim, Wayan mengaku menyalakan radio untuk monitor perkembangan Gunung Agung di frekwensi 146.800 Mhz.
Hanya saja, berdasarkan aksi jamer tersebut terjadi secara tidak disengaja. Kemungkinan karena ketidak sengajaan anaknya yang sebelumnya sempat membersihkan ruangan lalu memindahkan mic PTT, hingga PTT tertekan oleh benda lain sehingga radio komunikasi menjadi transmit terus menerus.
Saat bersamaan anaknya menyalakan musik di speaker radio yang dilengkapi aksesoris audio, serta mic PTT yang dipindahkan tersebut tanpa sepengetahuan anaknya.
Hingga sekitar pukul 20:00 wita, Wayan memasuki ruangan dan melihat ada sinyal namun tidak bersuara. Ia memastikan berfungsinya radionya hingga aksesoris dihidupkan dan micnya diangkat. Barulah terdengar suaran dan frekwensinya langsung dipindahkan ke frekwensi lokal.
“Kami coba ajak diskusi, dia sangat menyesali serta meminta maaf atas kekeliruanya karna secara tidak sengaja telah meninggalkan radio dalam kondisi menyala dan mengakibatkan gangguan komunikasi di frekwensi 146.800MHz dan berjanji untuk tidak mengulangi tindakanya,” tutur Nuarta menyampaikan permohonan maaf Wayan.
Sekretaris Pasebaya, I Wayan Sware Arsana mengatakan, pihaknya masih berkordinasi apakah ada unsur kesengajaan atau memang tidak disengaja.
“Kita masih lakukan pendalaman, kalo memang disengaja yang bersangkutan agar meminta maaf,” ujarnya. Pihaknya mendalami alasan yang disampaikan Wayan yang identitas bersangkutan sudah diketahui (rhm)