Resmikan Gedung Baru, SPMAA Bali Nikahkan Tujuh Pasang Santri

11 Juli 2018, 14:32 WIB
Ketua Dewan Pembina Yayasan SPMAA Pusat Hj Masyrifah Muchtar  menandatangani prasasti peresmian gedung baru SPMAA Bali

 DENPASAR – Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Bali yang menaungi

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Rare Muchtary segera akan menempati gedung baru di Banjar Buana Kubu, Desa Tegal Harum, Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar, Bali.

Peresmian gedung baru berlantai tiga senilai Rp 5 Milayar tersebut ditandai secara simbolis dengan penandatangan prasasti oleh Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Mantra, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar Komang Sri Marheni dan Ketua Dewan Pembina Yayasan SPMAA Pusat Hj Masyrifah Muchtar, Rabu (11/7/2018)

Wali Kota Denpasar Rai Mantra dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Camat Denpasar Barat AA. Ngurah Wijaya memberikan apresiasi dan dukungannya terhadap SPMAA Bali yang telah melaksanakan kegiatan dalam bidang pengembangan pendidikan dan SDM.

“Kami mengapresiasi dan mendukung penuh pendidikan yang dikembangkan SPMAA Bali yang berentitas agama yang bisa merangkul semua agama sehingga bisa mengajarkan toleransi beragama sejak dini di bangku sekolah,” katanya.

Wali Kota Rai Mantra juga memberikan apresiasinya terhadap kegiatan lainnya yang dilakukan oleh SPMAA Bali yakni di bidang sosial dan lingkungan hidup, “Apa yang dilaksanakan dan dikembangkan SPMAA Bali sudah selaras dan sejalan dengan visi Pemkot Denpasar yakni Kota Kreatif Berbasis Budaya Unggulan,” jelasnya.

 

Sebelumnya, Ketua Yayasan SPMAA Bali Gus Glory Islamic dalam laporannya menyebutkan, SPMAA Bali melalui MI Rare Muchtary senantiasa menanamkan jiwa patriot dan kasih sesama demi bangsa, agama dan negara.

“Saat ini MI Rare Muchtary di tahun kelima memiliki sekitar 230 murid. Mereka  selain beragama Islam, ada juga yang beragama Hindu, Katolik dan Kristen. Sekolah di MI Rare Muchtary tidak dibatasi sekat Suku, Agama, Ras dan Antargolongan,” paparnya.

Menurut Gus Glory, MI Rare Muchtary yang selama ini berada di Banjar Buagan, Desa Pemecutan Kelod, meski sekolahnya bernuansa Islam, namun tidak tertutup bagi murid lainnya yang beragama non Islam.

“Demikian juga asal sukunya, ada yang Jawa, Madura, Bali, China dan suku lainnya. Kami ingin mengajarkan nilai-nilai toleransi bermasyarakat sejak dini di MI Rare Muchtary. Bukan hanya wacana, namun penerapan langsung di lapangan,” terangnya.

Tujuh pasang santri SPMAA yang menikah saat peresmian gedung baru SPMAA Bali

Sebelum acara peresmian gedung secara simbolis, pada kesempatan tersebut juga telah dilangsungkan pernikahan tujuh orang santri SPMAA yang selama ini mondok di Pesantren SPMAA Pusat Lamongan.

Tujuh pasang santri SPMAA yang menikah masing-masing adalah : Dea Tirakat Demi Aslamtu dengan  Uswatun Khasanah, Hari Purwanto dengan Mawaddah Puji Rahayu, Ria Aji Prabowo dengan Dewi Fikri Rodiantin, Abdul Aziz Wijaya dengan Siti Badriyatul Mustalimah.

Berikutnya, pasangan Ardi Glora Islamic dengan Yuyun Ernawati, Arif Fahrur Rozi dengan Puji Ayu Lestari dan Bunyanum Marsus dengan Rofiqotul A’la

“Santri yang menikah tersebut ada yang berasal dari Kalimantan Timur, Lampung Utara dan Lampung Timur, Ngawi, Mojokerto dan Purwodadi. Mereka selama ini mondok di Pesantren SPMAA Pusat Lamongan” ujar Gus Glory Islamic. (gus)

Berita Lainnya

Terkini