![]() |
ilustrasi |
Kabarnusa.com – Pendapatan Jembrana, Bali dari sektor restribusi penangkapan ikan ternyata kurang maksimal dan banyak mengalami kebocoran.
Hal ini lantaran belum tertatanya kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, yang berlokasi di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali.
Sejumlah prasarana seperti alat penimbangan ikan yang terbatas dan penimbangan diluar TPI salah satu faktor peyebabnya.
Komisi B DPRD Jembrana saat sidak ke TPI Pengambengan akhir pekan lalu menemuka hal itu.
Anggota Komisi B, Ketut Catur dan Wayan Suardika yang meninjau langsung kondisi TPI menyimpulkan perlunya penambahan prasarana untuk memudahkan penimbangan.
Dewan yang diterima Kepala TPI Pengambengan, Putu Adi, mendapati bahwa penimbangan tidak terpusat mengingat di luar Pelabuhan terdapat dermaga yang didukung faktor alam di Dusun Ketapang yang juga digunakan untuk perahu bersandar.
Di dermaga itu menurutnya perlu adanya penimbangan resmi untuk menutup peluang retribusi bocor. Sejatinya menimbang langsung di pabrik tidak jelek, namun diakui akan lebih baik agar penimbangan ikan dilakukan di TPI.
Selain itu di TPI Pengambengan, sejumlah kendala dialami para buruh pengangkut ikan (panol) ke lokasi penimbangan.
Menurutnya, disisi selatan perlu dibuatkan tangga untuk mempermudah menaikkan ikan. Saat musim panen ikan, jumlah alat penimbangan ikan juga kurang dibandingkan perahu yang mengantre.
“Inilah salah satu pemicu perahu memilih menimbang diluar TPI dan langsung ke pabrik,” ujar Catur.
Karena itu menurut Catur perlu adanya penambahan alat penimbang ikan di TPI yang dikelola daerah itu. Catur juga melihat ada potensi pendapatan yang belum tergarap dari sektor retribusi yakni terkait parkir.
“Disini ada peluang untuk menarik parkir, nanti kita bahas lebih lanjut,” tambahnya.
Saat musim panen ikan, ratusan kendaraan keluar masuk dalam areal TPI dengan berbagai kepentingan. Namun dalam pelaksanaannya cenderung kurang tertata di sekitar areal TPI.(dar)