Yogyakarta – Aktor peraih berbagai penghargaan, Reza Rahadian, kembali mencuri perhatian. Bukan lewat aktingnya di layar lebar, melainkan melalui sebuah karya instalasi seni yang mendalam dan penuh makna.
Bertajuk Eudaimonia, instalasi ini menjadi sorotan utama dalam program Spotlight di ArtJog 2025 yang digelar di Jogja National Museum (JNM) mulai 20 Juni hingga 31 Agustus 2025.
Eudaimonia bukan sekadar pameran biasa. Karya ini adalah hasil kolaborasi epik Reza dengan para maestro lintas disiplin tanah air: fotografer dan videografer Davy Linggar, arsitek Andra Matin, sutradara Garin Nugroho, koreografer Siko Setyanto, serta komposer Kasimyn (Aditya Surya Taruna).
Ini adalah perayaan kreatif yang memadukan berbagai bentuk seni menjadi satu pengalaman imersif.
Instalasi Eudaimonia merupakan bagian tak terpisahkan dari program Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian, sebuah proyek besar yang menandai dua dekade perjalanan sang aktor di dunia seni. Secara filosofis, Eudaimonia berasal dari konsep Yunani kuno yang berarti pencapaian kebahagiaan melalui pemenuhan diri dan makna.
Dalam konteks ini, karya tersebut menjadi sebuah cermin personal bagi Reza, merefleksikan keseimbangan batin dan proses kreatifnya sebagai seorang aktor.
“Bagi saya, Eudaimonia menjadi semacam jurnal perasaan dan pemikiran saya dalam bentuk kolaboratif, sebuah proses kontemplasi yang tanpa henti,” ungkap Reza Rahadian pada Selasa (1/7/2025).
Kendati demikian, melalui instalasi ini, aktor papan atas di Indonesia itu tak hanya membuka ruang kontemplatif personal, baginya juga menghadirkan pengalaman imersif bagi publik untuk menyelami ulang makna seni peran melampaui panggung, kamera, dan layar.
“(Apalagi) program Spotlight di ArtJog sendiri merupakan inisiatif baru yang menjembatani seni rupa dengan berbagai disiplin kreatif lain, serta mendorong kolaborasi lintas bidang dengan pendekatan artistik yang lebih eksploratif,” pungkas Reza.
Sementara itu, Ketua Program Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian, Inet Leimena, menyatakan bahwa Eudaimonia menjadi representasi perayaan yang intim dan reflektif atas perjalanan panjang seorang seniman.
“Karya kolaborasi ini memperlihatkan bahwa perayaan tidak harus tentang kemegahan, tapi juga dapat berupa ruang tenang yang penuh makna. Eudaimonia adalah bentuk perayaan yang penuh kerendahan hati, reflektif, dan terbuka untuk dirasakan bersama,” ujar Inet. ***