![]() |
Almarhum GBPH Joyokusumo (Sumber foto Actual) |
Kabarbusa.com – Ribuan warga mengantarkan kepergian Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Djoyokusumo Raja Kasultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X ke peristirahatan terakhir di komplek makam raja Pasarean Hastorenggo, Kota Gede.
Prosesi pelepasan jenazah GBPH Djoyokusumo, dilakukan dengan tradisi keraton dengan digotong ke luar oleh puluhan abdi dalem.
Sebelum diberangkatkan ke Pasarean Hastorenggo, Komplek Makam Kotagede, DI Yogyakarta jenazah lebih dahulu disholatkan di Masjid Rotowijayan.
Jenazah alm. GBPH Djoyokusumo dibawa dengan menggunakan ambulans dengan pengawalan kepolisian.
Di sepanjang rute yang dilalui menuju pemakaman di Kota gede ditutup saat iring-iringan melintas.
Ribuan warga memadati Pasarean Hastorenggo, Kotagede, DI Yogyakarta tempat dimakamkannya GBPH Djoyokusumo.
Warga terlihat memadati komplek pemakaman raja-raja Mataram di dalam dan luar pemakaman.
Jenazah Djoyokusumo sudah dimasukkan ke liang lahat disaksikan keluarga dan kerabat yang hadir di pemakaman.
Karena terhalang aturan keraton di mana sesudah menjadi raja dilarang ikut ke pemakaman raja-raja sehingga Sri Sultan Hamengkubuwono tidak ikut sampai ke peritirahat terakhir sang adik.
H Joyokusumo, putra dari Sri Sultan HB IX, atau adik dari Sri Sultan HB X, wafat pada Selasa (31/12/2013) pukul 16.58 WIB di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
“Beliau meninggal pada usia 58 tahun karena sakit komplikasi diabetes, ginjal, dan jantung,” kata Djatiningrat kerabat keraton kepada wartawan Selasa lalu.
Almarhum meninggalkan seorang istri, BRAy Joyokusumo, dan tiga anak yakni Jayaningrum, Jayaningrat, dan Jayaningtyas.
Selama hidup, kata Djatiningrat, Joyokusumo menjadi Pengageng Kawedanan Hageng Panitri Putra Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Dengan jabatan itu Joyokusumo punya kewenangan mengurus masalah internal keraton (Yub)