Ribuan Rumah Warga Terdampak Banjir Ketapang, Kalimantan Barat

12 November 2021, 12:18 WIB

 

AVvXsEj7rKQFYkWMipMgxJEGvotbGkUVIgD09VvoQ okE4wFdYM0Q2Q7ar55PET5S1KmovusP1ywoo
Ribuan rumah warga terendam Banjir Ketapang, Kalimantan Barat./Dok.BNPB.

Jakarta–  Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB Kabupaten Ketapang sebanyak 2.208 rumah warga terdampak banjir di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

Meluasnya dampak banjir ini juga tercatat dari yang sebelumnya terdapat 13 desa terdampak kini menjadi 21 desa.

“Selain menyebabkan rumah warga terendam, banjir ini juga berdampak pada sejumlah fasilitas umum diantaranya 1 unit sarana ibadah, 1 unit kantor desa, 1 unit gedung serbaguna, 1 unit lapangan sepak bola,  dan 1 unit lapangan bola voli. “ ujar Abdul Muhari Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,Kamis (11/11/2021).

Ketinggian muka air berkisar antara 20 – 50 sentimeter.

Hasil pemantauan di lapangan, saat ini kondisi banjir di beberapa titik mengalami kenaikan.

BPBD Kabupaten Ketapang menghimbau kepada para warga untuk selalu waspada terhadap banjir susulan, dengan memantau perkembangan debit air di Sungai Pawan.

Banjir juga terjadi di salah satu wilayah administratif Provinsi Kalimantan. Banjir terjadi setelah hujan yang terjadi di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan pada Kamis (11/11) pukul 17.00 WITA.

BPBD Kota Banjarbaru melaporkan terdapat tiga kecamatan yang terdampak kejadian ini yakni Kecamatan Cempaka, Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Landasan Ulin.
 

Tim dari BPBD Kota Banjarbaru diturunkan guna melakukan pendataan dan kaji cepat di lapangan. Dalam upaya mengantisipasi adanya potensi banjir susulan, evakuasi terhadap warga masih dilakukan mengingat kondisi di lokasi saat ini masih hujan ringan.

Antisipasi dampak fenomena La Nina yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hendaknya dapat dilakukan secara bijak.

Pengembalian fungsi lahan juga dianggap perlu. Upaya pencegahan deforestasi secara besar-besaran terus diperkuat agar fungsi lahan maupun hutan dapat dikembalikan sebagai daerah penyerapan air yang optimal.

Abdul Muhari Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.(Miftach Alifi)

Artikel Lainnya

Terkini