Badung – Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid menegaskan industri gim adalah energi baru ekonomi digital bangsa.
Hal itu disampaikan Meutya Hafid saat speech pembukaan IGDX Conference 2025 The Stones Hotel, Kuta.
Angka mengejutkan senilai Rp 71 triliun per tahun menjadi sorotan utama dalam IGDX Conference 2025.

Kontribusi masif ini ditegaskan pemerintah sebagai bukti industri game bukan lagi sekadar hiburan, melainkan kekuatan ekonomi digital baru yang fundamental bagi bangsa.
Dalam konferensi yang dihadiri lebih dari 4.000 stakeholder global ini menjadi platform bagi Indonesia untuk memamerkan potensi ekonomi digitalnya.
“Indonesia memiliki lebih dari 154 juta gamer dan 2.100 developer aktif. Dengan kontribusi hingga Rp71 triliun per tahun terhadap PDB, industri gim adalah energi baru ekonomi digital bangsa,” tegas Meutya Hafid.
Indonesia kini memposisikan diri tidak hanya sebagai pasar game raksasa, tetapi sebagai mesin ekonomi dan pusat inovasi kreatif global.
Sejalan dengan ambisi ekonomi ini, salah satu momen paling penting di IGDX 2025 adalah peluncuran resmi Indonesia Game Rating System (IGRS).
Sistem klasifikasi konten ini, dengan kategori usia 3+ hingga 18+, dirancang khusus untuk mengamankan dan mengakselerasi pertumbuhan industri Rp 71 triliun ini.
Presiden Asosiasi Game Indonesia, Shafiq Husein, menjelaskan adanya label rating dan pedoman konten yang transparan ini akan “memperkuat daya saing gim lokal di tengah produk asing, dan mempermudah kerja sama komersial dengan platform distribusi global, investor, dan mitra bisnis.”
Dengan adanya jaminan kepastian regulasi melalui IGRS, Indonesia memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi digital yang didorong oleh game ini akan bersifat berkelanjutan, aman, dan semakin kompetitif di pasar internasional.
IGDX Conference 2025 berhasil menunjukkan bagaimana kolaborasi pemerintah dan industri dapat memaksimalkan potensi Rp 71 triliun ini menjadi kekuatan soft power Indonesia di kancah global. ***