RSUD Bali Mandara Segera Operasikan Pelayanan Kanker Terpadu

15 Mei 2019, 04:52 WIB
WhatsApp%2BImage%2B2019 05 14%2Bat%2B15.43.18
Gubernur Bali Wayan Koster saat peletakan batu pertama pembangunan unit pelayanan kanker terpadu RSUD Bali Mandara

Denpasar – Unit Pelayanan Kanker Terpadu di UPTD RSUD Bali Mandara diharapkan pada awal tahun 2020 sudah bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya yang mengalami penyakit kanker.

Gubernur Bali Wayan Koster melakukan peletakan batu pertama pembangunan Unit Pelayanan Kanker Terpadu di UPTD RSUD Bali Mandara, Sanur, Denpasar, Selasa (14/5/2019).

Layanan ini, nilai lebih untuk RSUD Bali Mandara, yang juga dapat dinikmati masyarakat Bali yang sudah tercover JKN-KBS sekaligus menjadi pelaksanaan salah satu program prioritas visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali di bidang kesehatan.

Peletakan batu pertama dihadiri anggota DPRD Bali I Nyoman Parta, Kepala Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, dan jajaran kepala OPD di lingkungan Pemprov Bali.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali mulai membangun layanan kanker terpadu seluas 4.170 m2. Bangunan itu terdiri bunker untuk radioterapi, kemudian lantai satu tempat untuk poliklinik, lantai dua untuk layanan laboratorium dan lantai tiga untuk kedokteran nuklir.

“Nanti di sini adalah layanan terpadu mulai dari radiodiagnostik, radioterapi, kemoterapi dan kedokteran nuklir,” kata Suarjaya.

Sesuai kontrak pembangunan unit layanan kanker terpadu ini direncanakan selesai tanggal 1 Desember 2019. Unit Pelayanan Kanker yang dibangun dengan dana APBD Provinsi Bali ini akan dilengkapi dengan alat-alat kedokteran nuklir dan radioterapi seperti linier accelerator, MRI, dan alat-alat untuk layanan kanker lainnya.

“Kami berharap awal tahun 2020 layanan kanker ini sudah dapat melayani masyarakat, khususnya yang mengalami penyakit kanker,” ujarnya.

Dia menyebutkan, anggaran bangunan fisik sebesar 52,364 miliar. Sementara pengadaan alat medis tahun 2019 dianggarkan sebesar 53 miliar dan berlanjut tahun 2020 sebesar 50 miliar lebih.

“Tetapi dengan peralatan yang sekarang (tahun ini,-red) kita beli, astungkara awal 2020 kita sudah bisa melayani kasus-kasus kanker,” kata Suarjaya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini