Safaran! Tradisi kampung Muslim Lebah Sari Desa Bungaya Karangasem yang Terus Dilestarikan

Tradisi safaran atau yang lebih dikenal dengan “Nyafar” oleh masyarakat Kampung Lebah Sari memiliki makna bepergian meninggalkan kampung dengan tujuan memohon keselamatan, keberkahan, dan dijauhkan dari malapetaka.

30 Agustus 2024, 04:58 WIB

Karangasem – Warga masyarakat kampung muslim Lebah Sari Kabupaten Karangasem Bali memiliki tradisi unik Safaran yang terus dilestarikan.

Tradisi Safaran warga Kampung Lebah Sari Bungaya digelar pada Rabu 28 Agustus 2024.

Dalam hal ini masyarakat lebah sari melaksanakan doa bersama yang bertempat di tepi sungai (Tukad) yang berada di dekat kampung lebah sari.

Compress 20240830 054929 9457

Tradisi safaran atau yang lebih dikenal dengan “Nyafar” oleh masyarakat Kampung Lebah Sari memiliki makna bepergian meninggalkan kampung dengan tujuan memohon keselamatan, keberkahan, dan dijauhkan dari malapetaka.

Dalam hal ini masyarakat kampung lebah sari menggelar doa bersama atau yang biasa disebut dengan Maminan di tepi sungai.

Tujuannya untuk memohon keselamatan untuk kampung lebah sari dari segala malapetaka.

Kegiatan dimulai pukul 07.00 wita pagi hari sampai selesai. Dalam tradisi ini, masyarakat lebah sari berjalan kaki menuju sungai dengan membawa makanan dan minuman sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan

Sehingga masyarakat Lebah Sari sangat antusias menyambut tradisi safaran ini.

Kemudian, digelar doa bersama di tepi sungai dengan memohon keselamatan, keberkahan, dan dijauhkan dari malapetaka dan dilanjutkan dengan tradisi megibung.

Tradisi safaran digelar 1 tahun sekali. Dalam hal ini, tradisi safaran Kampung Lebah Sari merupakan warisan budaya dari para leluhur sehingga harus tetap dilestarikan di tengah zaman modern sekarang. ***

Artikel Lainnya

Terkini