DENPASAR – Ribuan masyarakat terkagum dengan kreasi Ogoh-ogoh Sekaa Teruna Yowana Santi Banjar Oongan yang menampilkan perwujudan Lord of Gamang yang tercatat sebagai ogoh-ogoh terbesar di Kota Denpasar.
Pawai ogoh-ogoh sehari sebelum Hari Nyepi, mendapat antusiasme warga Kota Denpasar, Senin (27/3/17).
Kehadiran Ogoh-ogoh yang menyita perhatian penonton itu, menggambarkan raja dari seluruh bangsa gamang yang sangat besar dengan perawakan kepala botak. Selain itu badan berwarna abu-abu dan ini merupakan ogoh-ogoh terbesar di Desa Pakraman dan Kelurahan Tonja,
Parade Ogoh-Ogoh serangkaian dalam upacara Tawur Kesanga merupakan sebuah ekspresi kreatif masyarakat Hindu di Bali, khususnya di Kota Denpasar. Di dalam memaknai perayaan pergantian Tahun Caka, dimana biasanya pawai ogoh-ogoh dilaksanakan pada malam pangerupukan menjelang Hari Raya Nyepi.
Hari Suci Nyepi kali ini merupakan pergantian Tahun Caka 1938 menuju Tahun Baru Caka ke 1939. Setiap wilayah di Denpasar melaksanakan parade ogoh-ogoh, Begitu juga Desa Pakraman Tonja dan Kelurahan Tonja, terlihat sebanyak 9 ogoh-ogoh dari Desa Pakraman dan Kelurahan Tonja beradu kreatifitas dalam pergelaran parade ogoh-ogoh di Catus Pata (Perempatan) Tonja.
Dimana pelaksanaan parade ogoh-ogoh ini dibuka langsung Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara di dampingi Camat Denpasar Utara Nyoman Lodra, Bendesa Pakraman Tonja dan Lurah Tonja.
Wawali Jaya Negara memukul kentungan tanda parade ogoh-ogoh Desa Pakraman Tonja ini telah di mulai. Disambut alunan gambelan Baleganjur dan obor, suasana semakin meriah ketika penampilan pembukaan dimulai dengan penampilan pertama.
Sorak penonton pun semakin meriah ketika ogoh-ogoh ini di mainkan serta di dipadukan dengan fragmentari yang menggambarkan cerita tema dari ogoh-ogoh tersebut. Tidak mau kalah, seusai Banjar Oongan, Banjar Tatasan Kelod dan Banjar Tegeh Sari pun ikut unjuk
Bendesa Pakraman Tonja, I Made Sudarsana mengatakan, parade ogoh-ogoh di Desa Pakraman Tonja dan Kelurahan Tonja kali ini merupakan parade yang ke enam kalinya yang merupakan ajang untuk menggali kreatifitas seni generasi muda khususnya sekaa teruna di masing-masing banjar.
Dari Sembilan ogoh-ogoh ini nantinya akan dicari lima besar juara terbaik yang akan mendapatkan uang pembinaan sebesar 3 Juta Rupiah, Sisanya juga akan mendapatkan uang pembinaan sebesar 1 Juta Rupiah.
Adapun kreteria penilaian nantinya meliputi komposisi bentuk garapan bhuta kala, kreatifitas, ekspresi, kekompakan, kesesuaian tarian ogoh-ogoh dengan gambelannya dan tepat waktu saat membawakan ogoh-ogoh selama durasi 7 menit dalam satu penampilan. (gek)