Satu Keluarga Meninggal Tertimbun Longsor di Kabupaten Bandung

31 Oktober 2017, 20:58 WIB
Longsor di Kabupaten Bandung Jawa Barat/foto:bnpb

BANDUNG – Bencana tanah longsor menimbun dua rumah empat orang meninggal dunia warga Kampung Muara RT 03/06 Desa Cipelah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung Jawa Barat pada, Selasa (31/10/2017) pukul 00.00 Wib.

Satu keluarga terdiri atas suami istri dan dua anaknya meninggal dunia tertimbun longsor. Keempat korban meninggal Ujang Rukmana (40), Usu Hayati (35), Dini Nur Fadilah (10), dan Nanda (7 bulan).

Saat bencana datang, kurban sedang tertidur Usu Hayati ditemukan sedang memeluk Nanda dalam keadaan meninggal dunia.

“Saat ini, seluruh korban longsor sudah dievakuasi dan telah dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat,” jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers diterima Kabarnusa.com, Selasa (31/10/2017).

Lokasi rumah korban berada di bawah lereng tebing 25 meter. Curah hujan tinggi yang berlangsung sejak Senin siang hingga tengah malam menyebabkan tebing longsor dan menimpa rumah di bawahnya.

Diketahui, Provinsi Jawa Barat adalah daerah rawan longsor. Hampir setiap tahun terjadi longsor dan menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi masyarakat.

Kejadian tanah longsor di Jawa Barat selama tahun 2005-2017 telah terjadi sebanyak 994 kejadian yang menyebabkan 636 orang meninggal dunia, 611 orang luka-luka, dan 83.479 jiwa mengungsi dan menderita.

Sekitar 3 juta jiwa masyarakat tinggal di daerah rawan sedang hingga tinggi dari bahaya longsor di Provinsi Jawa Barat. Mereka tinggal di lereng-lereng perbukitan dan pegunungan yang rawan longsor dengan kemampuan mitigasi yang masih sangat terbatas.

Daerah yang memiliki risiko sedang hingga tinggi longsor antara lain di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Garut, Sumedang, Tasikmalaya, Pangandaran, Ciamis, Subang, Kuningan, Majalengka dan Purwakarta.

Masyarakat dihimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya menghadapi longsor. Pemerintah daerah agar meningkatkan sosialisasi dan memberikan informasi kepada masyarakat.

“Meningkatnya curah hujan selama musim penghujan akan meningkatkan pula ancaman bencana longsor. Puncak kejadian longsor umumnya pada bulan Januari,” sambung Sutopo.

Untuk itu, masyarakat juga diminta memeriksa kondisi lingkungan sekitarnya apakah sudah ada tanda-tanda longsor seperti munculnya retakan-retakan tanah, amblesan tanah dan lainnya. Saat hujan deras, masyarakat yang tinggal di bawah lereng atau tebing hendaknya berjaga. (des)

Berita Lainnya

Terkini