Aceh – Sektor pertanian di desa Batee Shook Kota Sabang Aceh mulai menggeliat setelah sebelumnya petani berhenti bercocok tanam akibat kesulitan biaya membeli bibit, pupuk, dan ongkos buruh.
Saifuddin salah satu petani di desa Batee Shook menceritakan, masa pandemi COVID-19 benar-benar memukul sektor pertanian. Kondisi itu yang akhirnya membuat dirinya dan beberapa petani lain mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Selama pandemi ini sulit untuk kami meneruskan kegiatan sehari-hari. Karena itu, kami berkomunikasi dengan pihak Bank Syariah Indonesia untuk mencari solusi,” ujar Saifuddin pada tim Kantor Staf Presiden, Sabtu (29/1/2022).
Singapore Airlines Siapkan Penerbangan Komersial ke Bali
Tim Kantor Staf Presiden melakukan verifikasi lapangan (Verlap) penyaluran KUR di Kota Sabang Aceh. Satu diantaranya, penyaluran KUR pada petani dan nelayan di desa Batee Shook.
Saifuddin yang juga ketua kelompok tani di Desa Batee Shook ini mengakui, program KUR membuat aktivitas petani bergerak kembali. Ia mencotohkan dirinya, yang akhirnya bisa kembali tanam beberapa komoditas pertanian.
“Begitu KUR cair saya bisa beli bibit dan tanam cabai, bawang, serta kacang panjang. Alhamdulillah kemarin sudah panen juga,” sambungnya.
KSP: Kekuatan Komunikasi Publik Berperan Penting Dukung Keberhasilan Pertemuan G20
Ia melanjutkan, sayangnya masih banyak anggota kelompok tani yang belum paham tentang program KUR
Menanggapi hal itu, Deputi III Panutan Sulendrakusuma meminta agar sosialisasi dan literasi soal KUR lebih gencar.
“Ini perlu kordinasi antara dinas provinsi/kabupaten dengan pihak perbankan. Sehingga penyaluran program KUR dapat menjadi manfaat bagi seluruh masyarakat Provinsi Aceh,” ujar Panutan.
Di provinsi Aceh, realisasi penyaluran KUR 2021 mencapai Rp1,6 Triliun dengan jumlah penerima sebesar 30.943 pelaku usaha. Jumlah ini melebihi target yang diberikan yaitu Rp1,4 Triliun. Pada 2022, target penyaluran KUR ditingkatkan menjadi Rp2,4 Triliun. ***