![]() |
Wakil Ketua Umum BPP HIPKA Subandriyo mengunjungi sentra peternakan burung puyuh di Sukabumi Jawa Barat |
SUKABUMI– Banyak persepsi keliru di masyarakat bahwa burung puyuh memiliki kadar kolesterol tinggi padahal berdasar penelitian baik daging dan telur buyung puyuh itu sehat dan tentunya menjanjikan dari sisi bisnis.
Pemilik CV. SLAMET QUAIL FARM yang juga Ketua Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia dan Pengarang Buku Sukses Beternak Puyuh Slamet Wuryadi, menyatakan pihaknya menyediakan tempat untuk pelatihan dan pemagangan bagi UMKM yang berminat untuk menjadi peternak burung puyuh.
“Banyak peserta pelatihan yang telah sukses menjadi peternak puyuh. Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa bahkan ada yang dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bahkan dari Sorong,” ujarnya di sela pelatihan 20-22 April 2018 di Slamet Quail Farm Jl. Pelabuhan ll KM. 20 Desa Cikembar, Kecamatan. Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat.
Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha KAHMI (BPP HIPKA) dengan Perum Jamkrindo melakukan kegiatan pelatihan berternak burung puyuh untuk masyarakat umum atau pelaku peternakan puyuh di seluruh Indonesia.
Adanya pelatihan ini diharapkan bisa mencetak pengusaha-pengusaha baru di bidang agribisnis peternakan khususnya puyuh untuk memajukan dunia wirausaha di Indonesia.
Peserta pelatihan sebanyak 30 orang yang berasal dari HIPKA, Perum Jamkrindo, MAPORINA, FORHATI, PB HMI dan OK OC.
Narasumber pelatihan menghadirkan Dr. Slamet Wuryadi dan dihadiri sejumlah pejabat perwakilan Perum Jamkrindo.
Slamet yang melakukan penelitian tentang unggas puyuh untuk pendidikan S1, S2 dan S3 nya telah melakukan penelitian mengenai burung puyuh.
“Jadi teknik budidaya burung puyuh yang kami lakukan ini sudah berdasar hasil penelitian ilmiah termasuk memastikan bahwa produksi telur dan daging puyuh kami sehat,” tuturnya.
Guna membuktikan bahwa telur dan daging puyuh itu sehat, pihak Slamet Quail Farm (SQF) telah melakukan pengujian laboratorium di IPB dan UGM yang hasilnya membuktikan bahwa puyuh itu sehat dikonsumsi.
Hasil pengujian di Laboratoriun Pengujian LPPT – UGM menyebutkan kadar kolesterol telur puyuh dari SQF hanya 225,75 sedangkan hasil Lab IPB menyebutkan kandungan kolesterol telur puyuh sebesar 291,6.
Data tersebut sangat berbeda dengan data dari General Hospital Singapura yang menyebutkan telur puyuh memiliki kandungan kolesterol 3.640.
Data yang disebutkan dari General Hospital Singapura itu beredar luas dan selama ini banyak mempengaruhi sikap masyarakat sehingga menghindari mengkonsumsi telur puyuh.
Baginya, ini merupakan bagian dari perang dagang. Negeri ini diberkahi dengan hewan burung puyuh yang bisa menjadi sumber protein hewani yang sehat bagi rakyat.
“Tapi alhamdulillah, sudah semakin banyak masyarakat yang faham mengenai sehatnya telur dan daging puyuh ini,” tambah Slamet Wuryadi. (rhm)