Selesaikan Keamanan Papua, Moeldoko: Indonesia Tidak Pernah Minta Bantuan AS

5 September 2019, 00:30 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko/ksp

Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan, Jendral (Purn) Dr. Moeldoko menegaskan dalam menyelesaikan masalah keamanan di Tanah Papua, Indonesia tidak pernah meminta bantuan Amerika Serikat.

“Saya seorang prajurit. Jadi tidak mungkin mempertaruhkan kedaulatan Indonesia,” kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden (KSP), Rabu (4/9/2019). Dirinya mengaku heran dengan banyaknya komentar sejumlah tokoh menanggapi pernyataannya.

Kepada jurnalis dari 40 media digital, cetak, dan elektronik, dia memutar kembali rekaman wawancara di depan sejumlah wartawan yang disampaikan dua hari sebelumnya, Senin (2/9) di KSP.

Kala itu, Asisten Sekretaris Negara untuk Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik dari Amerika Serikat, David R Stilwell baru saja bertemu Moeldoko. Dalam rekaman, seorang jurnalis bertanya, “Pak, ini kan baru terjadi kerusuhan di Papua. Apakah dibahas juga dampak terhadap bisnis Amerika di sini?”

Saat itu, Moeldoko menjawab,”Oh, tidak ! Tidak secara spesifik membahas itu. Tetapi yang sama-sama kita inginkan adalah kita saling memberikan support atas kondisi yang terjadi di Papua. Dan tentang kedaulatan, beliau (David R Stilwell) sangat support.”

Setelah pernyataan tersebut, semua media memberitakan sesuai pernyataan Moeldoko. Hanya saja, media online cnnindonesia.com menurunkan berita dengan judul “Istana Minta dukungan AS Jaga Kedaulatan Indonesia di Papua.”

Atas berita itu, Tim KSP langsung memeriksa kembali isi rekaman wawancara Moeldoko dengan para jurnalis. Setelah dipastikan tidak ada pernyataan Moeldoko menyebut kata ‘meminta’, KSP menghubungi pemimpin redaksi cnnindonesia.com.

KSP meminta agar cnnindonesia.com memeriksa kembali, apakah judul yang digunakan sesuai dengan konten. Pemimpin redaksi CNN, Yoko Sari menanggapi positif dan beberapa jam kemudian mengubah judul berita menjadi “Istana Harap AS Dukung Kedaulatan Indonesia di Papua.”

Meski awalnya kecewa dengan penulisan judul di cnnindonesia.com, Moeldoko memberi apresiasi atas respon mereka yang segera melakukan koreksi. Rupanya, judul berita sebelum dikoreksi memicu kontroversi terlebih, sejumlah media online memakai judul tersebut untuk meminta tanggapan para tokoh.

Pemberitaan bahkan melebar hingga campur tangan asing dalam masalah kedaulatan Indonesia. Untuk itu, Moeldoko berharap media bisa menjaga akurasi, tidak memuat artikel yang bersumber dari pernyataan yang tidak pernah diucapkannya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini