Sembilan Bulan, XL Axiata Bukukan Laba Rp 331 Miiliar

5 November 2020, 12:20 WIB
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarin/ist

Jakarta – Selama sembilan bulan pada tahun 2020 Tbk (XL Axiata)
berhasil membukukan Laba bersih setelah pajak mencapai sebesar Rp 331 miliar.
Melalui periode sembilan bulan pertama tahun 2020 (9M 2020) ini dengan tetap
mencatat pertumbuhan kinerja yang positif.

Meskipun harus menghadapi tantangan industri yang cukup berat, XL Axiata tetap
mampu mencatat peningkatan pendapatan layanan (service revenue) sebesar Rp
18,3 triliun atau meningkat 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
(YoY).

Demikian pula, pendapatan dari layanan data juga terus tumbuh 12% YoY, dan
sekaligus meningkatkan kontribusinya terhadap total pendapatan layanan
(service revenue) perusahaan menjadi sebesar 92%.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, “Pandemi
Covid-19 berdampak pada daya beli masyarakat, dan itu juga sangat dirasakan
oleh semua operator. Turunnya daya beli masyarakat ini ternyata tidak
menurunkan intensitas kompetisi di industri.

Semua operator justru berlomba menawarkan berbagai produk, yang selain
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat untuk tetap tetap produktif dan akses
ke hiburan, juga disesuaikan dengan kemampuan beli masyarakat.

“Kita bisa lihat produk-produk dengan harga yang lebih terjangkau atau bonus
yang lebih banya,_ujarnya. Pihaknya berupaya keras untuk bisa mempertahankan
kinerja dengan mendorong penjualan dan di saat yang sama melakukan efisiensi
di hampir semua lini bisnis.

“Hasilnya, kami masih mampu meraih pertumbuhan di periode sembilan bulan tahun
ini,” imbuhnya. Sepanjang sembilan bulan 2020 ini, XL Axiata juga berhasil
meraih EBITDA sebesar Rp 9,9 triliun, meningkat 34% YoY.

Laba bersih setelah pajak pada sembilan bulan ini tercatat Rp 2,1
triliun. Secara kuartal, pada periode kuartal ketiga 2020 ini, EBITDA juga
berhasil tumbuh 3% lebih tinggi dari kuartal sebelumnya (QoQ), dan laba bersih
setelah pajak mencapai sebesar Rp 331 miliar.

Beban usaha di sembilan bulan tahun 2020 menurun 14% YoY. Penurunan ini bisa
terjadi karena beberapa faktor, salah satunya beban biaya infrastruktur yang
lebih rendah (28% YoY) sebagai dampak dari adopsi IFRS 16.

Faktor selanjutnya adalah biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya juga
turun 24% YoY, terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai dampak
dari penurunan trafik penggunaan layanan voice.

Terakhir, juga karena faktor biaya pemasaran yang turun 6%YoY setelah lebih
banyak penggunaan saluran digital.

Trafik data sepanjang sembilan bulan pertama 2020 meningkat 47% YoY dari 2.386
Petabyte menjadi 3.496 Petabyte. Sementara itu jika dihitung per kuartal, pada
kuartal ketiga 2020 ini, trafik data meningkat 4% QoQ.

Peningkatan trafik tidak terlepas dari bertambahnya jumlah total pelanggan,
yaitu menjadi 56,9 juta, meningkat dari kuartal sebelumnya sebanyak 55,7 juta.

Tingkat penetrasi smartphone pelanggan meningkat tipis dari 87% dikuartal
sebelumnya menjadi 88%. Di sisi lain, rerata pendapatan per pelanggan atau
ARPU campuran meningkat dari sebelumnya Rp. 34.000 menjadi Rp. 36.000 di
periode yang sama tahun ini.

Sepanjang 9M 2020, XL Axiata mengenalkan beberapa penawaran baru, yaitu Fitur
XTRA UNLIMITED TURBO dan Unlimited 1 jam untuk pelanggan layanan prabayar XL,
dan paket Edu-Pack untuk pelanggan AXIS, juga myPRIO x unlimited untuk
pelanggan pascabayar Prioritas.

Pemanfaatan digital IT, artificial intelligent dan data analytics juga terus
XL Axiata lanjutkan untuk mengidentifikasi apa saja kebutuhan setiap segmen
pelanggan atas layanan telekomunikasi dan data.

Dengan demikian perusahaan bisa lebih tepat dalam pembuatan produk layanan
baru yang memang dibutuhkan setiap segmen pelanggan. Selain itu, penawaran
produk juga bisa lebih terarah, sesuai dengan karakter setiap segmen.

Pandemi Covid-19 juga tidak menghalangi XL Axiata untuk terus membangun
jaringan. Hingga akhir September 2020, XL Axiata tercatat memiliki total lebih
dari 142 ribu Base Transceiver Station (BTS).

Jumlah ini meningkat sekitar 10% dari jumlah BTS di periode yang sama tahun
lalu.

Dari total sebanyak itu, 53.055 merupakan BTS 4G. Sementara itu, jika dilihat
dari luas cakupan wilayah, jaringan 4G milik XL Axiata telah melayani
pelanggan di 458 kota/kabupaten di hampir semua provinsi yang ada di Republik
Indonesia.

Guna menyiapkan jaringan menuju 5G, XL Axiata juga terus melanjutkan proses
fiberisasi jaringan. Fiberisasi ini untuk mendukung peningkatan kualitas
jaringan data di setiap area karena salah satu manfaat dari proses ini adalah
kapasitas jaringan transport menjadi lebih besar.

Fiberisasi terbukti mampu meningkatkan kualitas jaringan untuk menopang
sejumlah layanan data dengan kapasitas besar, seperti antara lain live video
streaming.

Dari sisi kondisi finansial, neraca perusahaan tetap sehat dengan saldo kas
yang lebih tinggi setelah mendapat tambahan dari hasil penjualan menara. Free
Cash Flow (FCF) juga ada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp 4,8 triliun
atau meningkat hingga 162% YoY.

XL Axiata saat ini juga tidak memiliki pinjaman dalam denominasi US Dollar,
59% di antaranya berbunga floating dan masa jatuh tempo yang tidak bersamaan.
(rhm)

Berita Lainnya

Terkini