Mantan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid (Foto:Kabarnusa) |
Kabarnusa.com, Denpasar – Persepakbolaaan Indonesia tetap memiliki peluang untuk bisa tampil ke pentas dunia dengan syarat pengelolaan manajemen dan tim nasional tidak diintervensi kepentingan politik.
Mantan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid yang agak lama absen dari kancah persepakbolaan di Tanah Air memiliki penilaian dan strategi bagaimana kembali mengukir prestasi dunia.
Dia melihat ada tanda-tanda kemajuan dunia sepak bola Tanah Air setelah perbedaan sikap, ego masing-masing kubu sudah kendor.
Sekarang Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah menuju ke pelaksanaan program yang pernah dicanangkan 8 tahun silam.
Program yang dijalankan merupakan rintisan semasa dirinya menjabat Ketum PSSI.
“Hampir tidak ada perubahan signifikan dan menurutnya hal itu sudah benar karena organisasi tidak boleh tergantung dengan ketua umumnya,” cetusnya usai penutupan Rakernas Dekopin di Kuta, Kamis (27/2/2914).
Kelanjutan atau konsistensi program kata dia merupakan hal penting.
Keberadaan liga profesional sekarang dengan mempertahankan Badan Liga Indonesia dan Badan Tim Nasional terus berkembang.
Liga kelompok usua 19 tahun paling sangat menjanjikan karena merupakan produk pembinaan jama dahulu lalu yang cukup bagus.
Apalagi dengan pelatih nasional andal seperti Indra Sjafrie, dia meyakini bisa menggapai pentas dunia yang sempat dicanangkan Nurdin, Josef dan mantan pengurus PSSI lainnya.
“Tanda-tanda menuju pentas dunia mulai kehilahatan. pengurus harus kompak, tidak boleh ada intervensi politik, cukup saya saja yang alami, itu sangat pahit,” kata Ketua Umum Dekopin itu.
Dari sisi prestasi olah raga sepak bola menurut Nurdin belum seperti yang diimpikan. Namun dari sisi pengelolaan manajemen kompetisi sekarang semakin hari semakin baik.
Demikian juga dengan pengelolaan tim nasiobal sudah semakin bagus dan pemerintah memberi perhatian yang baik..
“Jaman saya dahulu tidak, Menpora malah benci PSSI,” tukasnya.
Semua itu merupakan peluang dan ada tantangan ada tanda-tanda bahwa prestasi dunia suatu saat akan terjadi di Indonesia
Apalagi, saat ini dualisme liga juga sudah tidak ada. Munculnya dualisme itu memang sengaja diciptakan untuk merusak PSSI.
“Ini luar biasa jahat sekeali, sebab merusak sistem yang sudah cenderung mapan untuk kepentingan bola,” cetus petinggi Partai Golkar itu. (rma)