Siapkan Upskilling, BNP2TKI Dorong Peningkatan Kompetensi Calon TKI

28 April 2017, 06:51 WIB

KUTA – Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terus mendorong peningkatan kapasistas kompetensi para calon TKI formal sehingga bisa diterima pasar luar negeri dengan menyiapkan pelatihan-pelatihan upskilling.

Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI Elia Rosalina Sunityo mengakui masih banyak kendala dalam penyiapan TKI formal terampil seperti adanya gap antara permintaan (demand) dan potensi (supply) dalam hal kompetensi dan bahasa.

Karenanya, lewat Employment Business Meeting (EBM) yang mempertemukan perusahaan-perusahaan pencari demand order atau job order di luar negeri dengan agncey PPTKI ini menjadi sangat penting.

Dia menyambut baik kegiatan EBM di Denpasar, Bali, ini, dikarenakan merupakan suatu sarana untuk mempertemukan para pemangku kepentingan ldari luar negeri dan dalam negeri bersama-sama.

Pemangku kepentingan luar negeri termasuk di antaranya Perwakilan RI yang bertindak sebagai Labour Market Inteligent, employer, dan agen tenaga kerja yang kredibel.

“Sedangkan para pemangku kepentingan dalam negeri di antaranya institusi pendidikan/pelatihan, asosiasi profesi termasuk perusahaan Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS),” terang Elin dalam sesi jumpa pers Employment Business Meeting (EBM) di Kuta, Kamis (27/4/17).

Saat ini, BNP2TKI terus melakukan upgrading skill itu sekitar 5 ribu yang dibutuhkan, 4 ribunya hospitality. Tujuannya up Gradding skill untuk meningkatkan kompetensi calon TKI di berbagai jabatan unggulan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasar kerja luar negeri.

Kebijakan dilakukan dengan up grading skill sekaligus merupakan exit strategy atas dampak dari Keputusan Pemerintah melalui Kepmenaker RI Nomor 260 tahun 2015 tentang “Penghentian dan Pelarangan Penempatan TKI Pada Pengguna Perseorangan Di Negara-negara Kawasan Timur Tengah.”

Dalam konteks up grading skill, maka upaya Pemerintah mempromosikan TKI yang terlatih (skilled) terus dilakukan agar potensi (supply) bisa terserap di pasar kerja di negara-negara tujuan penempatan TKI. Hal ini penting dan terus mendapat dukungan semua pihak.

Dengan bekerja di luar negeri diharapkan tidak saja menjadi sumber penghasilan TKI dan sumber devisa negara. Lebih dari itu, memiliki nilai tambah, yaitu adanya peningkatan keahlian/keterampilan (transfer of knowledge) dan pada akhirnya bisa dimanfaatkan untuk pembangunan Indonesia di masa yang akan datang.

Diakuinyam guba mencapai program-programnya, BNP2TKI tidak bisa terlepas dari peran dan dukungan institusi lain, perlunya membangun kerjasama yang solid dan terintegrasi dengan berbagai pemangku kepentingan seperti lembaga pemerintah, asosiasi pendidikan dan profesional, lembaga pendidikan, pusat pelatihan, agen tenaga kerja lokal dan asing.

Dijelaskannya, BNP2TKI lewat Deputi KLN-P terus mempromosikan penempatan TKI untuk sektor formal melalui berbagai program promosi dan kegiatan seperti kunjungan ke sumber-sumber lapangan kerja, road show, pameran/expo, serta Employment Business Meeting (EBM).

“Kami sangat berharap, bahwa EBM ini akan menjadi ajang terbaik untuk mencari TKI terbaik dari beberapa sektor seperti hospitality, kesehatan, manufaktur, konstruksi, dan bidang jasa lainya,” katanya.

Kegiatan ini seiring dengan upaya menurunkan TKI informal yang menjadi target dari zero TKI informal pada tahun 2019 mendatang.

Upaya memperkuat cakupan pasar kerja luar negeri melalui kerjasama berbagai skema penempatan TKI serta peningkatan fungsi Labour Market Inteligence di Perwakilan Republik Indonesia menjadi priorotas penempatan TKO formal.

Adapun prioritas penempatan TKI formal terampil ini merupakan arah kebijakan Pemerintah yang tertuang didalam Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) BNP2TKI tahun 2015 – 2019 khususnya dalam perluasan kesempatan kerja luar negeri di bidang penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri adalah, peningkatan TKI formal (terampil), profesional, dan mandiri. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini