![]() |
Siswa di Jembrana dihukum push up karena teropergok bermain domino di kelas |
KabarNusa.com – Kasus 11 siswa bermain domino di kelas SMK Pariwisata Negara Kabupaten Jembrana, Bali menjadi bukti kegagalan pengawasan dan pembinaan guru terhadap siswa.
Terungkapnya, belasan siswa bermain judi pirit saat jam sekolah di ruang kelas pada Selasa 23 September dinilai bukan hanya kegagalan pihak sekolah namun dinas terkait dalam hal melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap siswa.
Ketua LSM Front Kebangkitan Masyarakat Jembrana (FKMJ) I Nengah Ridja, menyayangkan kejadian tersebut, apalagi tindakan itu bisa kategori tindak pidana.
Jika sebatas kenakalan remaja, masih bisa diberikan toleransi. Tapi ini, berjudi yang jelas-jelas diancam hukuman pidana.
“Apalagi ini dilakukan di ruang kelas saat jam sekolah. Ini sungguh memalukan dan mencoreng citra pendidikan di Jembrana,” sesalnya dihubungi wartawan Rabu 24 September 2014.
Kejadian itu merupakan bentuk kegagalan pihak sekolah termasuk Dinas Pendidikan dalam hal melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap siswanya.
Guru yang kurang disiplin dan kurang berdedikasi tinggi terhadap tugasnnya adalah merupakan penyebab dari semua itu.
Seharusnnya ketua salah satu yayasan yang menaungi SMA Swasta di Jembrana,
“Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap siswanya, terlebih dahulu para guru harus berdisiplin dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan,” kata salah satu ketua yayasan yang menaungi SMA Swasta di Jembrana itu.
Memanfaatkan ruang kelas untuk bermain judi oleh siswanya, inikan berarti lemahnya pengawasan dari guru.
“Bayangkan, siswa-siswa sampai main judi karena tidak ada rasa takut terhadap peraturan di sekolah,” lanjutnya prihatin.
Menurut dia, sSelama ini dinas kurang koordinasi dengan sekolah-sekolah swasta, lebih banyak berkoordinasi di sekolah negeri.
“Ini yang menyebabkan rapuhnya fungsi sekolah di swasta,” tutupnya. (dar)