Jenazah korban usai dimandikan dan akan disholatkan di Masjid Agung Tabanan, Bali |
TABANAN – Yudha Setya Wardana (15) siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Sleman, Yogyakarta yang hilang saat melakukan study tour di Bedugul, Tabanan, Bali, Jum’at (31/3/17) dan akhirnya ditemukan di sebuah kuburan di Puncak Keramat dalam keadaan luka-luka, Sabtu (1/4/17) setelah dirawat pasca operasi di RSU Tabanan, Sabtu (1/4/17) akhirnya meninggal dunia, Kamis (7/4/17) sore.
Kepala Banjar Tunggal Sari, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, M. Barlian yang mewilayahi Masjid Agung Tabanan mengungkapkan, jenazah korban telah dirawat oleh Rukun Kifayah Tunggal Sari untuk dimandikan dan disholatkan.
“Jenazah tadi sore, di bawa keluarganya ke Masjid Agung untuk dimandikan dan disholatkan, Jenazahnya tadi sekitar pukul 22.30 sudah dibawa ke kampung halamannya di Sleman, Yogyakarta untuk dimakamkan,” katanya, Kamis (7/4/17) malam.
Seperti diketahui, korban bersama teman-temannya rombongan studi tour, pada hari, Jumat (31/3/17) pukul 13.00 wita melaksanakan sholat Jumat, bersama-sama di Masjid Al Hidayah di Bedugul.
Setelah sholat Jumat, korban ternyata menghilang dari rombongan. Saat itu langsung dilakukan pencarian di sekitar masjid dan obyek wisata Ulun Danu namun yang tidak ditemukan. Sehingga hal itu dilaporkan ke Polsek Baturiti.
Setelah dilakukan pencarian, Sabtu (1/4/17) sekitar pukul 11.00 Wita, beberapa warga menemukan korban berada di Puncak Keramat, lokasi kuburan salah salah satu tokoh muslim yang dipercaya sebagai salah satu Wali Pitu.
Korban ditemukan dalam keadaan, tubuhnya mengalami luka-luka di beberapa bagian diduga akibat terjatuh dan membentur bebatuan. Korban sekitar pukul 15.00 Wita baru bisa dievakuasi selanjutnya dibawa ke rumah sakit Tabanan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dokter, korban ternyata mengalami perdarahan di bagian otak dan kondisinya kritis. Tim dokter RSU Tabanan akhirnya melakukan operasi Sabtu (1/4/17) malam selama sekitar 3,5 jam.
Terkait kondisi tersebut, ternyata mengundang keprihatinan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti sehingga seluruh biaya operasi dan perawatan selama di rumah sakit ditanggungnya.
“Ibu turut prihatin atas kejadian ini, sebagai bentuk keprihatinan itu semua biaya di rumah sakit biar ibu yang tanggung,” ucap Bupati Eka, Minggu, (2/4/17) saat dikonfirmasi terkait kasus siswa MTS tersebut.
Meski sudah dilakukan operasi dan mendapat perawatan maksimal di RSU Tabanan, kondisi korban di ruang ICU masih tetap kritis. Setelah dirawat sekitar lima hari di RSU Tabanan, korban akhirnya meninggal dunia. (gus)