Siswa Tewas Ikuti Ujian Lari, Dewan Nilai Guru Lalai

7 Maret 2015, 23:02 WIB

Kabarnusa.com – Kematian seorang pelajar kelas empat SD Negeri 2 Dauhwaru, Jembrana, Bali, saat mengikuti pelajaran olah raga lari tanpa pengawasan dari guru, Jumat (6/3/2015) pagi, ternyata mendapat perhatian serius dari Komisi A DPRD Jembrana.

Dengan dipimpin oleh Ketuanya Ni Made Sri Sutarmi bersama beberapa anggotannya, Sabtu (7/3/2015) mendatangi SD N 2 Dauhwaru guna mengusut kasus kematian siswa tersebut.

Rombongan Komisi A DPRD Jembrana bertemu dengan kepala sekolah  Ida Bagus Kade Adnyana, komite sekolah dan pengawas sekolah.

Dewan meminta kepada kepala sekolah untuk menjelaskan kronologis kejadian hingga I Kadek Dedi Purnita (10), siswa kelas empat asal Dusun Pancardawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali tersebut tewas.

Kepala sekolah menjelaskan, saat kejadian, korban bersama siswa lainnya mengikuti pelajaran olah raga lari di jalan umum. Saat itu siswa dilepas dulu dan para guru sedang berkumpul mengikuti pengarahan persiapan UTS.

“Guru-guru kami kumpulkan untuk pengarahan persiapan UTS. Tapi rencananya pegarahan tersebut hanya sebentar. Tapi setelah kami keluar mau mengawasi siswa lari, tiba-tiba korban telah digotong,” terang Kade Adnyana.

Mengetahui hal tersebut, Adnyana dan beberapa guru lainnya mengaku langsung memberikan pertolongan meluluri tubuh korban dengan minyak kayu putih dan kemudian dilarikan ke RSUD Negara karena Puskesmas masih tutup.

“Sayangnya, Tuhan berkehendak lain, siswa itu meninggal di rumah sakit. Ini musibah, kami sudah berusaha maksimal memberikannya pertolongan. Kami juga sangat kaget dengan kejadian ini. Sama sekali kami tidak menyangka,” ujar kepala sekolah yang merangkap menjadi guru olah raga ini.

Menurutnya, korban memang sering kelihatan pucat di sekolah, namun korban mengaku tidak sakit. Demikian halnya sebelum olah raga, menurut Adnyana, pihaknya sudah wanti-wanti jika ada siswa yang sakit jagan ikut lari. Namun semua siswa mengatakan sehat.

Mendapat penjelasan tersebut, Sri Sutarmi menyimpulkan, penyebab peristiwa tersebut hingga tewasnya pelajar itu lantaran terlambat memberikan pertolongan akibat para guru tidak ada yang mengawasi kegiatan siswa.

“Kami simpulkan kejadian ini karena kelalaian pihak sekolah atau para guru, termasuk kurangnya pengawasan. Sebenarnya, apapun kegiatan siswa di jam sekolah harus didampingi dan diawasi oleh guru. Apalagi kegiatannya di jalan umum, pengawasan oleh guru harus lebih dari satu guru,” tegasnnya.

Pihaknya meminta pihak Dinas Pendidikan Pemkab Jembrana untuk segera mengambil langkah pembenahan, sehingga kasus ini tidak terulang kembali dan pengawasan terhadap siswa bisa lebih maksimal.

Diberitakan sebelumnya, I Kadek Dedi Purnita (10), siswa kelas empat SD Negeri 2 Dauhwaru, Jembrana, Bali, meninggal saat mengikuti apelajaran olah raga lari di jalan umum bersama sejumlah siswa lainnya, Jumat (6/3/2015). Celakannya kegiatan olarah raga lari tersebut tanpa pengawasan para guru.(dar)

Berita Lainnya

Terkini