|  | 
| Acara peringatan 10 tahun XLFL/ist | 
Jakarta – Menandai 10 tahun program XL Axiata Future Leaders (XLFL)
 yang merupakan inisiatif PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) XLFL akan menggelar 20
 workshop gratis untuk anak-anak muda Indonesia selama 10 hari berturut-turut
 secara daring, 16-25 Maret 2021. Ada juga penyerahan solusi IoT karya
 mahasiswa XLFL untuk diterapkan oleh masyarakat.
Hadir dalam acara peringatan 10 tahun XLFL tersebut Duta Besar Republik
 Indonesia untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaan Tonga, Tantowi Yahya, dan
 Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Menteri Pariwisata dan Ekonomi
 Kreatif, Josua Simanjuntak, serta sejumlah pimpinan XL Axiata.
Chief Corporate Affairs Officer XL Axiata, Marwan O. Baasir mengatakan,
 “Selama 10 tahun itu pula melalui XLFL, XL Axiata mempersiapkan para anak-anak
 muda Indonesia untuk bisa menghadapi tantangan di masa depan, melalui
 kemampuan berkomunikasi secara efektif, mengatasi perubahan, dan berpikir
 kreatif untuk mencari solusi.
Berbekal kemampuan-kemampuan tersebut pula, program XLFL menyiapkan generasi
 muda Indonesia untuk mampu tampil menjadi pemimpin di masa depan.
“Kami berharap, dari 1.000 alumni yang pernah mengikuti program yang sangat
 bagus ini, semuanya akan membawa nama harum Indonesia, atau setidaknya
 bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya,” tutur Marwan Kamis (18/3/2021).
Dia menambahkan, tema peringatan 10 tahun ini adalah “From Dreamers to Doers”
 atau “Jalan Pemimpi Jadi Pemimpin”, tema yang selalu digaungkan oleh XLFL
 untuk para generasi muda calon pemimpin Indonesia di masa depan.
Menurutnya, tidak cukup dengan hanya bermimpi, kini waktunya para generasi
 muda untuk menjalani dan meraih mimpi tersebut, dan membawa Indonesia ke
 wilayah yang lebih baik lagi.
Memasuki masa satu dasawarsa, XLFL telah diikuti oleh lebih dari 137.000
 pendaftar, 1.300 mahasiswa peserta dan telah berhasil mencetak 1.000 alumni
 yang sebagian besar di antaranya telah memasuki dunia profesional dan tersebar
 di berbagai bidang.
Manajemen XL Axiata berkomitmen, XLFL akan terus menjadi bagian untuk turut
 mencerdaskan generasi muda Indonesia melalui program pemberian pelatihan soft
 skill dan kepemimpinan untuk anak-anak muda Indonesia.
XL Axiata telah mempersiapkan pengembangan program ini menjadi program yang
 dapat diserap oleh lebih banyak lagi generasi muda di seluruh Indonesia dan
 lebih bermanfaat untuk diterapkan di dalam kehidupan profesional mereka.
Tantowi Yahya berpesan untuk generasi muda jika punya mimpi kita harus
 bertekad untuk mewujudkannya sehingga akan menjadi sebuah cita-cita dan punya
 motivasi.
“Untuk bisa mewujudkan mimpi, harus bekerja keras. Untuk bisa jadi sukses
 harus memiliki kemampuan yang bisa didapatkan dari akademis dan harus punya
 kesempatan. Kesempatan bisa didapatkan dari networking. Karena itu harus aktif
 membangun networking.”
Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bidang Inovasi dan
 Kreativitas, Josua Simanjuntak, mengapresiasi XL Axiata dalam penyelenggaraan
 XLFL dan telah memasuki tahun ke-10.
Menurutnya, tidak mudah untuk bisa konsisten menjalankan program seperti XLFL.
 Karena itu, Josua menyarankan perlunya kolaborasi dengan pemangku kepentingan
 yang lain.
Dia memberikan contoh, Kemenparekraf membuat program-program dengan
 beradaptasi dengan keadaan yang ada dan berkolaborasi dengan berbagai
 stakeholder yang terdiri dari ABGCM (Academy, Business, Government, Community,
 and Media).
“Kolaborasi inilah yang menghasilkan kreativitas, memunculkan ide-ide baru
 hingga nantinya mnciptakan inovasi-inovasi yang lebih inovatif dalam
 menghadapi tantangan-tantangan ke depan. Jangan lupa dengan kuncinya, generasi
 muda harus mampu untuk beradaptasi, berkolaborasi, dan inovatif, yang juga
 harus dilakukan dengan gercep, geber, dan gaspol”, lanjut Josua.
Workshop Pengembangan Diri.
Seluruh workshop yang disediakan terbuka untuk masyarakat umum, terutama
 anak-anak muda yang berminat mengembangkan diri dalam menyiapkan masa
 depannya.
Semua workshop mengambil tema yang paling dibutuhkan anak-anak muda saat ini
 untuk menyiapkan karir di masa depan dan dapat survive sebagai bagian dari
 warga dunia global, yaitu komunikasi yang efektif, berpikir kritis dan
 inovatif, serta mengelola perubahan.
Tersedia 20 workshop yang akan dipandu oleh para ahli, termasuk mereka yang
 pernah mengajar mahasiswa XLFL, praktisi atau profesional di industri terkait.
Dengan dilakukan secara daring, maka peserta dari Sabang hingga Merauke sangat
 mungkin untuk mengikuti workshop ini. XL Axiata mentargetkan tidak kurang dari
 40 ribu peserta akan mengikuti workshop ini, terutama kalangan mahasiswa.
Pendaftaran bisa dilakukan melalui dua cara.
Pertama, melalui delapan kampus yang bekerjasama dan telah menjadi bagian dari
 Ecosystem of Knowledge for Indonesia’s Young Generation bersama XLFL, yaitu
 Universitas Pradita, Sekolah Vokasi IPB, Universitas Pertamina, Universitas
 Syiah Kuala, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Semarang,
 Universitas Esa Unggul, dan Politeknik Mandiri Astra.
Kedua, melalui pendaftaran umum yang linknya diinformasikan melalui akun resmi
 XLFL di Instagram. Tidak ada pungutan biaya apapun untuk bisa mengikuti semua
 workshop yang tersedia.
Implementasi Solusi IoT Karya Mahasiswa
Peringatan satu dasawarsa program XLFL juga ditandai dengan penyerahan solusi
 berbasis Internet of Things (IoT) karya mahasiswa XLFL kepada masyarakat untuk
 bisa diterapkan guna meningkatkan produktivitas usahanya.
Ada lima solusi IoT yang akan diserahkan untuk dilakukan uji coba lapangan
 oleh para penerima manfaat. Pertama adalah WaletQu, yaitu solusi bagi peternak
 burung walet guna mengontrol habitat hewan tersebut.
Solusi ini memiliki fitur-fitur yang menggabungkan enam esensi unsur yang
 diperlukan untuk menjaga habitat wallet, yang sekaligus memudahkan peternak
 untuk mengakses bangunan burung wallet melalui smartphone. Perangkat ini
 selanjutnya diserahkan kepada peternak di Makassar.
Solusi selanjutnya bernama e-KanaXin. Solusi ini menjadi jawaban bagi
 pengusaha ikan asin dalam mengatasi masalah cuaca dan kontaminan.
Perangkat ini terkoneksi dengan alat pengering dan dilengkapi dengan sensor
 berat, suhu, dan kelembaban yang dapat memberikan data kondisi ikan asin
 secara real-time melalui smartphone.
Dengan e-kanaxin, para nelayan ikan asin dapat menghasilkan ikan asin dengan
 kualitas lebih tinggi, kekeringan yang merata dan bebas dari kontaminan.
 Perangkat ini akan diterapkan untuk para nelayan di Belawan, Medan.
Berikutnya adalah Portani, yaitu solusi berbasis IoT berupa alat pengering
 rempah otomatis yang mampu mengeringkan rempah secara efektif dan higienis.
Penggunaan Portani dapat menurunkan tingkat kegagalan hingga 40%. Dengan
 perangkat ini, petani bisa menekan potensi kegagalan yang signifikan.
Perangkat ini akan diterapkan di Rumah Jamu Menoreh, Yogyakarta. Bagi petani
 garam, tersedia Salt-E, yaitu solusi IoT yang bisa membantu mengetahui
 kualitas garam secara real-time.
Perangkat ini terdiri dari mikroprosesor, sensor suhu, dan beberapa probe
 salinitas yang disesuaikan dengan jumlah kolam dalam satu tambak garam.
 Perangkat ini akan diterapkan oleh petani garam Surodadi, Kabupaten Jepara.
Solusi bernama Digiyandu atau Digital Posyandu, yaitu solusi berupa timbangan
 berat dan panjang/tinggi berbentuk portable, yang dilengkapi termometer
 nirkontak berbasis IoT.
Perangkat ini menggunakan sensor yang terintegrasi dan database untuk
 memberikan data real-time kepada Dinas Kesehatan dan pengguna (kader dan ibu
 balita) melalui aplikasi.
Selain itu, dengan adanya aplikasi, sang ibu balita bisa mendapatkan akses
 Kartu Menuju Sehat dan mengetahui informasi terbaru dari posyandu. Perangkat
 ini akan diterapkan di Puskesmas Kratonan, Kota Surakarta. (rhm)
 
 
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 