Sosialisasi Desa Ekowisata Pampang Gunung Kidul dengan Pelatihan Menulis

27 Februari 2018, 21:15 WIB
Peserta Travel Writing Workshop di Desa Ekowisata Pampang, Gunung Kidul

TULISAN tentang perjalanan yang menarik tidak selalu mengulas tempat terkenal. Justru melalui tulisan tersebut, suatu destinasi yang belum dikenal dapat terangkat daya tariknya.

Hal tersebut diungkapkan Arini Tathagati, penulis buku Travel Writing 101, dalam Travel Writing Workshop yang digelar Minggu (25/2) di Desa Ekowisata Pampang, Kabupaten Gunungkidul. Pelatihan menulis ini mengusung tema “Travel Writing for Smart Generation”.

Acara dikemas secara santai di pendopo tepi Sungai Bendhowo ini terselenggara atas kerja sama Desa Ekowisata Pampang, Forum Komunikasi Desa Wisata DIY, STIE Pariwisata API, Stipram, dan STORM.

Pemateri lain, Hannif Andy Al-Anshori, pengasuh situs insanwisata.com sekaligus praktisi wisata. Hannif menyampaikan pentingnya mengenali kearifan lokal sebagai daya tarik suatu tempat. Generasi muda yang dekat dengan teknologi harus mampu bergerak dalam literasi untuk berkontribusi terhadap kemajuan pariwisata.

Dalam kesempatan sama, Eko Sugiarto menekankan tentang pentingnya ketelitian dalam menulis sebelum tulisan tersebut dinikmati pembaca. Penulis sekaligus dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) Yogyakarta ini menambahkan bahwa daya tarik wisata tidak selalu terkait dengan keindahan namun bisa juga berupa keunikan.

Acara dibuka Kepala Desa Pampang Iswandi, dengan cara yang unik, yaitu membunyikan othok-othok (mainan tradisional anak-anak) secara serempak selama satu menit. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk melestarikan mainan tradisional agar tidak punah.

Hadir Destha Titi Raharjana, pengarah Forkom Desa Wisata DIY yang aktif di Pusat Studi Pariwisata UGM serta Andi Irawanto, Wakil Ketua Forkom Desa Wisata DIY.

Ketua Penyelenggara Yitno Purwoko sekaligus praktisi wisata dan dosen di STIE Pariwisata API Yogyakarta menyampaikan, lokasi pelatihan dipilih di Desa Ekowisata Pampang untuk lebih memperkenalkan konsep desa ekowisata kepada peserta.

“Selain itu, kegiatan ini sekaligus menjadi ajang promosi bagi Desa Ekowisata Pampang,” katanya. 

Acara dipandu Aminnudin Aziz, seorang pegiat desa wisata, ini diikuti 40 peserta sebagian besar adalah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di DIY. Mereka sangat antusias dan mengaku puas dengan materi yang diperoleh.

Menu berupa tiwul, bothok udang dari sungai setempat, sayur tempe lombok ijo khas Gunungkidul, sayur daun pepaya, sambal bawang yang diracik dan diulek sesaat sebelum disajikan, tempe goreng, dan ayam goreng yang disuguhkan pada saat makan siang sangat mencuri perhatian para peserta. Kenikmatan santap siang ini semakin lengkap karena dilakukan di tepi Sungai Bendhowo, di bawah naungan pohon jati dan rumpun bambu.

(Penulis: Yerika Ayu)

Berita Lainnya

Terkini