Storytelling Jadi ‘Cuan’: Rahasia Happy Salma dan Djoko Kurniawan Picu Semangat Wirausaha Bali

Temu Wirasa Stakeholders 2025 digelar Bank Indonesia Bali, menghadirkan aktris pebisnis, Happy Salma, dan konsultan bisnis, Djoko Kurniawan.

13 November 2025, 17:00 WIB

Denpasar – Di tengah rapor ekonomi Bali yang solid (tumbuh 5,88% per Triwulan III 2025), semangat ok kebangkitan wirausaha lokal kembali membara.

Hal ini dipicu oleh sesi inspiratif dalam Temu Wirasa Stakeholders 2025 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, menghadirkan dua narasumber terkemuka: aktris sekaligus pebisnis, Happy Salma, dan konsultan bisnis senior, Djoko Kurniawan.

Di bawah tema besar “Bali Bangkit dan Bersinar,” sesi talkshow yang dimoderatori oleh Cak Lontong ini berfokus pada strategi adaptif dan kreatif untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi 2026.

Hasilnya: pesan kuat kesuksesan bukan hanya milik modal besar, tetapi milik mereka yang mampu merawat cerita dan konsistensi.

Happy Salma, Founder Titimangsa dan pemilik brand perhiasan ternama, Tulola Design, membawakan keynote bertajuk ”Entrepreneur Outlook 2026.”

Ia menekankan,  dalam lanskap bisnis modern, cerita dan budaya adalah aset paling berharga yang menjadi identitas merek sekaligus katalisator nilai tambah.

“Narasi-narasi ini (budaya) diterjemahkan ke desain yang merawat tradisi, memuliakan peran perempuan, dan membuka rantai nilai bagi perajin lokal,” papar Happy.

Ia mengisahkan bagaimana inspirasi dari tarian tradisional Bali dan Nusantara—mulai dari Saman yang mewujudkan harmoni peran perempuan, Serimpi yang memadatkan keelokan, hingga Janger yang mengangkat peran perempuan sebagai empu (pengayom)—dapat menjadi daya ungkit yang kuat.

Pendekatan ini membuktikan bahwa bisnis dapat tumbuh pesat sambil merawat tradisi dan memberdayakan perajin lokal.

Melengkapi perspektif kreatif tersebut, Djoko Kurniawan mengupas tuntas rahasia mencapai kesuksesan finansial dalam sesi “Cuan Ga Harus Sultan.”

Konsultan bisnis senior ini menegaskan bahwa hal krusial dalam usaha adalah konsep yang tepat, konsistensi eksekusi, dan strategi ekspansi yang terukur.

Djoko membagikan formula sederhana namun fundamental yang digunakan oleh bisnis-bisnis besar, yaitu “Amati, Tiru, Modifikasi” (ATM).

“Ide bisa sederhana, namun dimatangkan dengan diferensiasi produk dan proses yang mudah direplikasi,” jelas Djoko.

Ia mendorong para pelaku usaha di Bali untuk berani mengambil ide dari mana saja, tetapi menambahkan twist unik yang menjadikannya unggul dan mudah untuk digandakan (scalable).

Kedua pandangan ini—yang menekankan storytelling budaya sebagai jantung merek (Happy Salma) dan eksekusi strategis yang terukur (Djoko Kurniawan)—menjadi booster semangat bagi para pemangku kepentingan, dari pemerintah daerah hingga pelaku UMKM, untuk berperilaku adaptif dan kreatif demi mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang lebih inklusif dan berkelanjutan. ***

Berita Lainnya

Terkini