JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang sukses memimpin Satuan Tugas Pemberantas Penangkapan Ikan secara Ilegal (Satgas 115) kini mulai membidik keberadaan tambang-tambang minyak ilegal di laut.
Menteri Susi mengatakan, dalam empat tahun terkahir, kinerja Satgas 115 dinilai telah membuahkan hasil yang baik. Mulai dari penangakapan kapal illegal fishing, hingga menguak kejahatan lainnya, seperti penyelundupan narkotika hingga human traficking.
Dari bukti yang didapat selama empat tahun ini, karena kait mengakit dengan narkoba, kait mengkait dengan perdagangan manusia, perbudakan, pencucian uang, pencucian ikan, juga barang-barang atau binatang langka yang dilindungi oleh CITES.
“Ternyata kejahatan ikan bukan tentang ikan dicuri saja, ternyata juga tentang penyelundupan,” ujar Menteri Susi saat menyaksikan upacara serah terima jabatan Ketua Pelaksana Harian (Kalakhar) Satgas 115 di Auditorium Tuna, Gedung Mina Bahari IV, Kantor KKP, Jakarta pada Rabu (21/11/2018).
Serah terima jabatan Kalakhar disandang Laksdya TNI Wuspo Lukito yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Staf TNI AL, menggantikan Kalakhar Satgas 115 sebelumnya Laksdya Ahmad Taufieqqurahman yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla).
“Pak Taufieq juga salah satu yang mengawal satgas hingga saat ini bekerja dengan baik. Dunia mengakui. Bahwa satgas 115 merupakan salah satu task force yang ditakuti dan menurut saya itu luar biasa,” tambah Susi.
Selain itu, Menteri Susi juga mengingatkan, bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki cakupan pekerjaan yang terdiri dari dua wilayah yakni kelautan dan perikanan.
Ia menilai, pengelolaan yang dilakukan KKP saat ini masih terpusat pada sektor perikanan saja. Oleh karena itu, Ia menginginkan agar ke depan, KKP maupun Satgas 115 tidak hanya fokus ke sektor perikanan, tapi juga kelautan.
“Saya berharap, awal tahun 2019 kita bisa meng-excersice kelautan kita. Saya berharap, tambang ilegal, minyak ilegal, timah ilegal, dan lain-lain yang ilegal di laut segera kita tertibkan. Dan itu akan mengembalikan surplus dari pada nilai ekonomi Indonesia yang tadinya selalu di bawah,” lanjut Menteri Susi.
Menteri Susi menjelaskan, bahwa ada pekerjaan yang belum terselesaikan secara tuntas, yakni kegiatan penangkapan ikan yang merusan (destructive fishing), pengeboman dan lain-lain. “Saya berharap kita bahu membahu, prestasi kita tiap tahun, ada empat ini bisa lebih banyak lagi,” imbuhnya.
Dengan kekompakan, nama satgas 115 dan semua pengakuan kepada saya, itu sebetulnya pengakuan kepada satgas 115. “Bukan kepada saya pribadi. jadi tanpa kekompakan di bawah, saya bukan siapa-siapa,” tutupnya. (rhm)