Tangani Sampah Plastik Laut, AEPW Dukung Program STOP

26 September 2019, 10:11 WIB

Jembrana – Guna memperluas pengembangan solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan sirkular di Indonesia Alliance to End Plastic Waste (AEPW) mengumumkan kerja sama dengan Program STOP.

Program STOP, AEPW bertujuan meningkatkan pengumpulan sampah dan memperkenalkan layanan pengumpulan sampah ke rumah tangga untuk pertama kalinya, menciptakan pekerjaan tetap di bidang pengelolaan sampah setempat, serta membersihkan area-area yang telah dipenuhi oleh sampah plastik.

Kolaborasi AEPW bersama Program STOP selama tiga tahun ini akan berfokus di Kabupaten Jembrana yang berlokasi di pantai barat laut Bali. AEPW mendukung studi kelayakan untuk mewujudkan masa depan yang bebas dari sampah plastik yang selama ini tidak terkelola dengan baik.

Selain itu, melakukan assessment mengenai bagaimana cara memperluas pendekatan tersebut, serta memberikan dukungan finansial dan keahlian teknis. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa setiap tahunnya, 33.000 ton sampah plastik dari Pulau Bali bocor ke laut.

Tantangan terbesar dari masalah ini adalah kurangnya layanan pengelolaan sampah yang tepat untuk mencegah rumah tangga dan pelaku usaha untuk membakar sampah secara terbuka atau membuangnya ke lingkungan.

Menghentikan kebocoran sampah plastik ke lingkungan laut sangatlah penting, terutama untuk mepertahankan industri pariwisata yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat.

Kabupaten Jembrana diperkirakan menyumbang sekitar 13.200 ton per tahun sampah plastik ke lingkungan, akibat dari besarnya jumlah populasi serta kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah dan daur ulang.

Diluncurkan pada 2017, Program STOP merupakan sebuah inisiatif yang didirikan oleh Borealis dan SYSTEMIQ untuk merancang, mengimplementasikan, dan meningkatkan skala solusi ekonomi sirkular untuk mencegah polusi plastik di Asia Tenggara.

Bekerja sama dengan berbagai perusahaan, pemerintah lokal, serta kelompok masyarakat, Program STOP memberi dukungan kepada kota-kota dengan keahlian teknis yang dimilikinya guna mencapai target nol kebocoran sampah ke lingkungan.

Selain itu, meningkatkan sistem ekonomi sirkular, menciptakan lapangan pekerjaan baru di bidang pengelolaan sampah, dan mengurangi dampak berbahaya dari sampah yang tidak dikelola dengan baik terhadap kesehatan masyarakat, pariwisata, dan perikanan.

Tujuan jangka panjang Program STOP adalah menciptakan solusi-solusi dan model terbaru yang dapat ditingkatkan dengan cepat di seluruh rantai nilai plastik, mulai dari penggunaan plastik hingga pengumpulan dan daur ulang sampah.

“AEPW berfokus pada area-area di mana kebutuhan akan perbaikan pengelolaan sampah plastiknya sangat mendesak serta dimana perusahaan anggota kami di seluruh rantai nilai plastik dapat menawarkan keahlian teknis dan bisnis.

Program STOP sangat cocok dengan strategi AEPW yang berfokus pada empat pilar yaitu, infrastruktur, inovasi, pendidikan, dan pembersihan.

“Di Kabupaten Jembrana, kami memiliki peluang untuk bekerja dengan komunitas lokal dalam membangun infrastruktur baru untuk mengelola dan mendaur ulang sampah untuk mencegah kebocoran sampah plastik ke lingkungan,” ujar David Tailor, Ketua Dewan, Presiden, CEO Procter & Gamble dan Ketua AEPW.

Kemitraan kota didanai AEPW di Kabupaten Jembrana ini merupakan kerja sama perdana antara Program STOP dan AEPW di Bali.

Program ini dirancang agar secara ekonomi dapat mandiri dalam tiga tahun mendatang. Dengan demikian, sistem ini dapat dioperasikan oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat, di mana keduanya akan saling berkonsultasi dan dilibatkan selama program ini berlangsung.

“Kami bangga menyambut Alliance to End Plastic Waste (AEPW) sebagai mitra strategis kami di Program STOP mengingat kami memiliki komitmen yang sama untuk mengatasi tantangan terbesar di tingkat global, yaitu untuk menghentikan pembuangan plastik ke lingkungan,” kata Alfred Stern, CEO dari Borealis, Co-Founder dari Program STOP.

Plastik secara fleksibel dapat digunakan dan didaur ulang kembali menjadi sebuah produk baru dan kita perlu mengembangkan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan dengan model ekonomi sirkular guna mendukung pengembangan sosial-ekonomi masyarakat di wilayah ini.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana, I Wayan Sudiarta mengatakan, kehadirian program ini, dapat mengedukasi dan mengubah perilaku masyarakat dalam memilah dan membuang sampah pada tempatnya.

Kerjasama antara AEPW dan Program STOP akan mencakup berbagai kegiatan seperti melakukan studi diagnostik yang bertujuan untuk memahami bagaimana dan mengapa sampah plastik masuk ke dalam lingkungan serta merancang sistem baru yang dibuat khusus untuk memberantas sampah.

“Membangun dan menyediakan peralatan agar dapat meningkatkan upaya pengumpulan dan pemilahan sampah,” katanya menegaskan.

Selain itu, mempekerjakan tenaga kerja lokal dengan upah yang layak dan kondisi kerja yang baik untuk mengelola sampah serta menjadi staf pekerja dari sistem pengelolaan sampah yang baru.

Juga, bekerja sama dengan organisasi lokal untuk mendorong perubahan perilaku di tingkat masyarakat melalui berbagai program penyadaran (awareness) dan edukasi. Dengan demikian, akan lebih banyak orang yang memanfaatkan sistem pembuangan sampah secara optimal.

Juga, membersihkan pantai dan sungai dengan berkonsultasi kepada pemerintah daerah.

Melalui partisipasi AEPW pada Program STOP hingga tiga tahun ke depan, AEPW akan memberikan kontribusi positif dalam memperbaiki pengelolaan sampah di Kabupaten Jembrana dan meningkatkan mata pencaharian serta pengembangan masyarakat. (riz)

Berita Lainnya

Terkini