Tangis UGM untuk Maluku Tenggara: Universitas Pastikan Pendampingan Penuh Bagi Mahasiswa KKN Terdampak

Keluarga besar UGM berduka menyusul insiden terbaliknya perahu longboat yang mengangkut mahasiswa KKN di perairan Mayeuw, Maluku Tenggara,

2 Juli 2025, 16:33 WIB

Yogyakarta – Kabar duka menyelimuti keluarga besar Universitas Gadjah Mada (UGM) menyusul insiden tragis terbaliknya perahu longboat yang mengangkut mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di perairan Kecamatan Mayeuw, Maluku Tenggara, pada Senin, 1 Juli 2025.

Musibah ini merenggut nyawa dua mahasiswa UGM, sementara sejumlah lainnya berhasil selamat dari maut.

Tragedi ini menjadi pukulan telak bagi civitas academica UGM, yang dengan sigap mengambil langkah cepat. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, menegaskan bahwa keselamatan mahasiswa adalah prioritas utama.

“Prinsipnya, adik-adik kita adalah prioritas. Keselamatan fisik dan mental mereka adalah yang utama,” ujar Dr. Arie dalam konferensi pers yang penuh keprihatinan pada Selasa, 2 Juli 2025.

Dia menambahkan, UGM akan terus mendampingi para mahasiswa yang selamat, memberikan penguatan, serta menyiapkan langkah-langkah lanjutan sesuai kebutuhan mereka.

Insiden nahas ini terjadi saat salah satu longboat/speedboat yang membawa 12 orang dan 16 karung pasir terbalik.

Dr. Arie Sujito menjelaskan bahwa secara teknis, muatan tersebut tidak melebihi kapasitas yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.

“Ini sudah kami tanyakan kepada tim dan masyarakat lokal, dan memang mereka terbiasa dengan muatan seperti itu,” jelasnya.

Faktor cuaca ekstrem yang tak menentu di bulan Juli, seperti yang juga diutarakan oleh BMKG, diduga menjadi salah satu pemicu.

“Masyarakat kepulauan di sana sudah terbiasa dengan dinamika cuaca, namun tetap saja memprediksi datangnya badai itu sulit. Transportasi utama di sana adalah laut, jadi risikonya selalu ada,” imbuh Dr. Arie.

Di sisi lain, Sekretaris UGM, Andi Sandi, menegaskan bahwa pembekalan komprehensif telah diberikan kepada seluruh mahasiswa sebelum keberangkatan, termasuk survei lokasi oleh dosen pembimbing lapangan (DPL) dan koordinator wilayah.

“Sudah ada persiapan dan panduan. Namun, kejadian ini benar-benar di luar prediksi semua pihak,” ungkap Andi dengan nada prihatin.

Senada dengan Dr. Arie, Andi Sandi menekankan komitmen UGM untuk terus mengevaluasi dan memperkuat protokol keselamatan, khususnya dalam program KKN di wilayah yang memiliki karakteristik geografis khusus.

Pihaknya di UGM akan terus melakukan evaluasi, termasuk memperkuat protokol safety induction dan pengawasan lapangan.

“Selain upaya evakuasi dan pendampingan di lokasi, UGM juga memastikan akan memberikan dukungan psikologis dan kesehatan yang menyeluruh bagi para mahasiswa yang terdampak, terutama bagi mereka yang masih berada di lokasi KKN. “Kami betul-betul berduka.

Semua langkah akan kami lakukan dengan tujuan utama untuk keselamatan dan pemulihan anak-anak kami,” pungkas Andi, menegaskan komitmen penuh UGM dalam menghadapi tragedi ini. ***

Berita Lainnya

Terkini