Kabarnusa.com –
 Negara Asia Pasifik menyepakati untuk memanfaatkan teknologi antariksa
 dan aplikasinya guna mengatasi masalah sosial ekonomi di kawasan
 tersebut.
Isu-isu penting menyangkut kawasan itu, dibahas dalam
 pertemuan  Asia Pasific Regional Space Agency Forum (APRSAF-22) yang
 berlangsung di Kuta, Balu 1-4 Desember 2015.
Kepala Lembaga
 Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Jamaluddin mengungkapkan,  pertemuan
 tahunan lembaga antariksa se Asia Pasifik itu, merupakan upaya untuk
 memecahkan masalah sosial ekonomi di kawasan itu.
Para pemangku
 kepentingan, saling bertukar pikiran, pengalaman informasi dan melakukan
 penjajagan kerja sama, dalam bidang aktivitas keantariksaan.
Beberapa
 negara memiliki pengalaman masing-masing dalam menangani berbagai
 masalah seperti penanganan bencana atau meminimalkan terjadinya bencana
 alam.
“Negara Jepang misalnya, memiliki pengalaman dalam
 menangani gempa dan tsunamu, Thailand dengan bencana banjir dan lainnya,
 semua negara dalam pertemuan ini sharing satu sama lain,” imbuhnya.
Dalam
 pertemuan tingkat dunia itu, sekira 300 delegasi terlibat aktif dalam
 pembahasan empat working group yakni, Space Application, Space
 Technology, Space Environment Untilization dan Space Education.
Working
 Group itu diantaranya penanganan dan upaya meminimalkan korban dalam
 bencana alam dengan pemanfaatan alat deteksi dini penginderaan jauh yang
 juga merupakan bidang antariksa.
Mengacu tema tahun ini, APRSA
 ke-22, beruoaya memberikan solusi terhadap kehidupan sosial ekonomi
 lewat teknologi antariksa yang inovatif dan sinergi antara lembaga
 antariksa.
Ajanf APRSAF juga dimeriahkan degan berbagai kegiatan
 terkait edukasi keantariksaan seperti water rockte event, kontes poster
 dan pameran. Lomba roket air, water roket event sebagai kompetisi untuk
 siswa  usai 12-16 tahun se-Asia-PAsific. (rhm)
 
 

 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 