Telkomsel BalNus Percepat Pembangunan Broadband dan Antisipasi Roaming di Perbatasan

8 Februari 2016, 12:00 WIB

Kabarnusa.com
Sesuai Visi Misi dan kontribusi Telkomsel selama ini tak lain untuk
mendukung peran pemerintah khususnya di Provinsi NTT, untuk mewujudkan
Indonesia agar sejajar dengan negara-negara lainnya di dunia dalam
bidang telekomunikasi.

Terkait hal itu, pada tanggal 2 Februari
2016 berlangsung Rapat Dengar Pendapat antara Komisi I DPRD Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Telkomsel Regional Bali Nusra di Kantor
DPRD Tingkat I Kota Kupang.

Rapat memaparkan perihal Visi Misi
dan kiprah serta kontribusi Telkomsel selama ini dalam mendukung peran
pemerintah khususnya di Provinsi NTT, untuk mewujudkan Indonesia agar
sejajar dengan negara-negara lainnya di dunia dalam bidang
telekomunikasi.

Hal tersebut merupakan implementasi dari Perpres
No.75 tahun 2014 tentang “Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Prioritas” dan Perpres No.96 tahun 2014 tentang “Rencana Pita Lebar
Indonesia 2014–2019.”

Manager Legal & Regulatory Bali Nusra, L
G Astitiningsih didampingi Manager Network Service Kupang, Kaleb K
Nugroho dan Manager RAN Engineering Regional Bali Nusra, Andi Fadli
mengungkapkan, Telkomsel hadir semata-mata bukan hanya untuk tujuan
bisnis.

Lebih dari itu, secara seimbang dan berkesinambungan dalam perkembangannya di bidang telekomunikasi.

Tujuannya,
penyediaan layanan broadband dan penyediaan serta peningkatan kualitas
jaringan telekomunikasi yang dapat menghubungkan seluruh kecamatan
hingga pedesaan.

Untuk menghubugkan khususnya di Provinsi Nusa
Tenggara Timur, termasuk memberikan solusi mengenai antisipasi roaming
di wilayah perbatasan NTT.”

“Mengingat makna Perpres No.96 Tahun
2014 dan Perpres No.75 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa infrastruktur
telekomunikasi sama pentingnya dengan infrastruktur-infrastruktur
mendasar lainnya seperti transportasi, air minum, ketenagalistrikan, dan
lain sebagainya, tuturnya dalam keterangan resminya diterima
Kabarnusa.com Senin (8/2/2016)

Intisari peraturan tersebut
adalah bahwa pada dasarnya penyediaan telekomunikasi dan pembangunan
infrastrukturnya merupakan tanggung jawab dan dibebankan kepada
pemerintah.

“Dalam pelaksanaannya hal itu telah dapat dipenuhi
oleh Telkomsel sebagai satu-satunya operator milik bangsa Indonesia,
sehingga sudah seharusnya infrastruktur yang telah dibangun tersebut
didukung dan dijaga bersama demi kepentingan telekomunikasi masyarakat
di wilayah tersebut”, ujar Asti menambahkan.

Saat ini, Telkomsel telah membangun infrastrukturnya hampir 100% merata di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur.

Bhkan,
beberapa BTS telah dibangun dan On Air di daerah perbatasan. Hal ini
merupakan bukti nyata kontribusi Telkomsel untuk mendukung kemajuan
masyarakat di wilayah tersebut melalui penyediaan layanan
telekomunikasi.

Di samping itu, secara nasional kini Telkomsel
merupakan kontributor pembayar pajak terbesar kedua, di mana peruntukan
dari hasil pajak tersebut salah satunya adalah digunakan pemerintah
sebagai sumber dana bagi pembangunan daerah-daerah di Indonesia.

Selain
hal tersebut di atas, beberapa kiprah dan kontribusi Telkomsel lainnya
yang telah berlangsung di wilayah NTT terkait dengan tanggungjawab
sosial perusahaan yaitu, memberikan bantuan pengadaan berupa “Tandon
Air” di Desa Kewar, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, NTT.

Dengan
tujuan untuk membantu kondisi masyarakat sekitar area perbatasan dan
membantu peran serta TNI dalam menjaga wilayah perbatasan.

Kontribusi
lainnya, di era digital sekarang ini, yaitu peran Telkomsel dalam hal
edukasi internet kepada masyarakat di sekitar desa Silawan, kabupaten
Belu, NTT, berupa pembuatan akun surat elektronik (e-mail) dan pesan
instan pribadi.

Juga, cara mengunduh aplikasi yang bermanfaat untuk mendukung produktivitas wirausaha warga di desa tersebut.

Hal
ini merupakan kelanjutan dari bantuan untuk pembinaan usaha kecil
menengah (UKM) jambu mete bagi masyarakat di sekitar wilayah pos
perbatasan Motaain hasil kolaborasi Telkomsel dengan Satgas Pamtas
RI-RDTL Yonif 725/Woroagi.

Sebelumnya juga telah dilakukan
penyerahan mesin pengolah biji mete serta pendampingan mengenai cara
mengolah biji mete dan mengemas produk olahan biji mete secara tepat.

Dengan
memanfaatkan internet, diharapkan warga akan menjadi lebih mudah dan
lebih cepat dalam menjual dan memasarkan produk UKM-nya kepada calon
konsumen yang lebih banyak dan beragam, sehingga penghasilan yang
diperoleh pun bisa lebih besar dibandingkan dengan cara-cara
tradisional. (gek)

Berita Lainnya

Terkini