![]() |
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio bertemu Gubernur Bali I Wayan Koster di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar/ist |
Denpasar – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menemui Gubernur Bali I Wayan Koster guna menjawab sepeutar pro dan kontra tentang wacana wisata ramah Muslim di Pulau Seribu Pura.
Turut mendampingi Wihnutama, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo serta tokoh dan praktisi pariwisata Bali lainnya. Menparekraf Wishnutama memastikan Bali tetap daya tarik utama pariwisata Indonesia.
Biarpun kini ada rencana pengembangan destinasi bertajuk ’10 Bali Baru’ namun tetap saja perlu waktu untuk menjadi seperti Bali.
“Perlu penataan dan usaha panjang, bisa 10 atau bahkan 20 tahun. Bali sudah punya image dan brand, lewat adat dan budayanya, yang membuatnya lebih mudah untuk dikembangkan lagi,” urai pria yang juga praktisi dan pengusaha media ini ketika bertatap muka dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar pada Jumat (22/11/2019).
Meski demikian, Dia menganggap Bali dan Indonesia secara umum perlu sebuah rancangan besar untuk keberlanjutan pariwisata ke depan.
“Singapura punya masterplant untuk 90 tahun. Bali harus punya juga, dengan penekanan yang jelas, bukan parsial,” katanya mengingatkan. Kemenparekraf mendukung pengembangan pariwisata Bali termasuk infrastruktur hingga pendidikan guna menguatkan SDM jasa pariwisata.
“Kita sangat support, masih banyak ruang dan kawasan yang bisa dikembangkan di Bali. Seperti di Bali Utara, masih banyak yang potensial. Ini jauh lebih mudah dibandingkan merancang destinasi wisata dari nol di daerah lain,” sebutnya.
Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik usulan masterplan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang dicanangkan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkraf) RI.
“Saya menyambut baik, terlebih Bali sedang ditata kembali, agar makin menarik bagi wisatawan. Baik dari sisi alamnya, infrastruktur maupun layanan wisatanya,” ucap Koster. Selama ini pariwisata Bali belum terkelola secara maksimal sehingga perlu dibenahi lagi di segala segi.
“Beruntung, wisatawan tetap datang ke Bali. Hanya jika dibiarkan lama-lama akan stagnan. Untuk itu perlu penanganan lebih serius,” ungkap Koster didampingi Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati ( Cok Ace).
Pria asal Sembiran, Kabupaten Buleleng ini meyakini, pariwisata Bali yang berbasiskan budaya dan kearifan lokal harus didukung pula keamanan dan kenyamanan yang memadai.
“Alamnya kini kita bersihkan. Infratruktur, jalan short cut, dermaga, hingga bandara akan kita selesaikan. SDM-nya pun akan kita perkuat,” sambung Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
Koster melanjutkan, Bali tidak punya minyak, gas, tambang, dan lainnya. Jadi harus betul-betul dijaga pariwisatanya sebagai tulang punggung utama. (rhm)