Tenun Tradisional Dijiplak, Dekranas Dukung Bali Layangkan Protes Keras

Dekranas mendukung protes keras Bali karena banyak tenun tradisional Bali dijiplak oleh pihak atau daerah lain.

7 Oktober 2022, 23:08 WIB

Jembrana – Ketua Bidang Wirausaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Endang Budi Karya Sumadi mendukung langkah protes keras Bali menyusul dijiplaknya tenun tradisional Bali oleh pihak atau daerah lain.

Saat mendampingi Endang Budi Karya Sumadi dalam kunjungan ke Kabupaten Jembrana, Jumat (7/10/2022) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster menyampaikan kondisi dialami para perajin tenun Bali.

Putri Koster menjelaskan setiap kabupaten/kota di Bali memiliki ciri khas dalam hasil karya tenun tradisional.

Khusus untuk Kabupaten Jembrana, penenun di sini tampil dengan ciri khas motif Jalak Bali. Motif hewan langka ini diambil karena Jalak Bali merupakan satwa endemik yang hanya hidup di hutan Bali barat.

Hanya saja, ia menyayangkan karena motif ini belakangan sudah dijiplak dan mulai diproduksi di luar daerah.

Bukan hanya motif Jalak Bali, Putri Koster menyebut, secara umum endek Bali telah dijiplak dan diproduksi massal di Troso.

Menyikapi hal itu, Dekranasda Bali gencar melakukan edukasi dan pembinaan dan belakangan mulai membuahkan hasil.

Sejalan dengan itu, Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster berhasil memperjuangkan sehingga endek Bali saat ini telah mengantongi hak kekayaan komunal.

Dengan hak kekayaan komunal ini, secara teknis dan ilmu pengetahuan tentang endek resmi milik masyarakat Bali.

“Kami ingin tenun khas Bali diproduksi di sini. Kalau pemasarannya, boleh kemana saja. Sama seperti tenun khas tradisional daerah lain seperti Palembang,” harapnya.

Menanggapi hal itu, Endang Budi Karya Semadi mendorong Dekranasda Bali menyampaikan protes keras kepada daerah yang mewilayahi produsen kain jiplakan tenun tradisional.

Dari pengamatannya, yang dijiplak bukan hanya tenun Bali, tapi juga daerah lain seperti NTT dan Palembang.

“Sayang sekali, ini harus di protes keras. Kita mesti pikirkan penenun tradisional. Ini budaya bangsa yang harus dilindungi,” tandasnya.

Dalam kunjungannya, Endang Budi Karya Sumadi mendatangi tiga lokasi pusat pertenunan di Kabupaten Jembrana.

Kunjungan diawali di Pusat Pelatihan IKM Putri Mas yang beralamat di Jalan Cendrawasih Nomor 3, Pendem, Kecamatan Jembrana.

Selanjutnya rombongan istri Menhub mendatangi Pelatihan IKM Kembar Sari yang berlokasi di Desa Batu Agung Kabupaten Jembrana. Mengakhiri kunjungannya di Jembrana, Ny. Endang Budi Karya Semadi meninjau Sentra Tenun Sangkar Agung Kabupaten Jembrana.

Di tiga lokasi tersebut, saat ini tengah berlangsung Pelatihan Menenun Cagcag (Songket) yang terselenggara atas kerjasama Dekranas, Dekranasda Provinsi Bali dan Kabupaten Jembrana.

Kegiatan yang merupakan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tahap XVI Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbud Ristek RI ini melibatkan generasi muda yang diharapkan dapat menjadi pelestari tenun cag cag.

Dalam kunjungannya ke tiga sentra pertenunan, Ny. Endang Budi Karya Semadi mengagumi ragam motif tenun yang berkembang di Bumi Makepung. Ia nampak antusias mengamati dan berbincang dengan para penenun dan sempat mencoba menggunakan alat tenun cagcag.

Melihat semangat anak-anak muda berlatih menenun, Endang menyampaikan rasa bangga.

“Saya lihat mereka sangat antusias, bahkan ada peserta cowok. Baru dua hari latihan, hasilnya luar biasa,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Putri Koster yang telah memberi dukungan serius pada upaya pelestarian tenun tradisional Bali.

Endang berharap, tenun khas Bali khususnya Jembrana ke depannya tetap lestari dan makin berkembang. ***

Artikel Lainnya

Terkini