Tercatat di Atas 0,5 Persen TPID dan TP2DD Buleleng Berkomitmen Tekan Inflasi

Bank Indoenesia dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) serta Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Buleleng menggelar HLM untuk menekan laju inflasi yang tercatat masih di atas 0,5 persen.

19 Januari 2023, 20:22 WIB

Buleleng – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Buleleng berkomitmen menekan laju inflasi yang tercatat masih di atas 0,5 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan sejarah mencatat bahwa inflasi di Buleleng atau di Bali di bulan Januari cukup tinggi di atas 0,5 persen.

Sebagaimana diingatkan Presiden Joko Widodo pada Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Se-Indonesia bahwa tantangan di tahun 2023 dimana inflasi masih akan menekan Indonesia termasuk Bali.

Trisno Nugroho QRis Buleleng
Trisno Nugroho beserta rombongan meninjau penerapan uang digital QRIS di DTW sekalgus berbelanja sembako dan mencicipi berbagai macam kuliner Bali, hasil produksi petani, dan hasil kerajinan UMKM Buleleng/Dok. Kabarnusa

Apa yang menjadi penekanan Presiden Jokowi langsung mendapat perhatian serius Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Karena itu, Melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Buleleng bersama Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menggelar High Level Meeting (HLM), Rabu, 18 Januari 2023 di Kantor Bupati Buleleng.

Pejabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, memimpin langsung HLM TPID dan TP2DD Buleleng yang dihadiri Sekda Buleleng, Pimpinan OPD terkait, Bank BPD Bali dan undangan.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Buleleng berkomitmen melalui TPID dan TP2DD Buleleng melaksanakan high level meeting dalam upaya untuk menekan inflasi.

Trisno Nugroho mengungkapkan, cabai masih merupakan salah satu komoditi yang harus diwaspadai, selain juga ada tomat dan daging ayam ras.

‘Sebagaimana disampaikan Bupati Ketut Lihadnyana, cara-cara untuk menjaga inflasi di Januari 2023 seperti operasi pasar setiap hari. Kalau yang bisa kita beli di Bali kita beli seperti di Bangli dan Tabanan pusatnya.

“Kalau kita ndak punya baru kita lakukan kerja sama dari luar Bali dan Buleleng sudah mencoba kerja sama dengan Jawa Timur,‘‘ ujar Trisno Nugroho.

Dalam upaya menekan inflasi 0,5 dengan operasi pasar, juga dengan menetapkan ketersediaan pasokan seperti pasokan cabai, beras, ayam ras, telur, daging sapi, daging babi atau minimal 10 bahan pokok.

Selain itu, Bali atau Buleleng yang telah memiliki perumda sangat diperlukan untuk memperluas kapasitas juga kapabilitasnya untuk bisa menjaga harga-harga di Buleleng.
Baca Juga Desa Dangin Puri Kelod Gencarkan Pendataan Duktang dan Sosialisasi Penerapan Prokes

Lanjut Trisno Nugroho, kedua, Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Buleleng telah menyandang sebagai juara 1 digitalisasi daerah tingkat kabupaten se-Jawa Bali. Sebagai wakil digitalisasi daerah, tentunya banyak program inovatif kreatif yang masih bisa dipertahankan di tahun 2023 ini.

‘‘Proyeksi di 2023, kita pengen mengarah ke 3,1 atau turun, hanya tantangan di semester I 2023 ini akan lumayan berat. Kita ingin tetap komitmen waspada bahkan Pak Bupati kalau boleh kita berkala untuk memantau bulanan, 3 bulanan semester I.

“Kalau kita bisa melewati semester I ini rasanya semester II sudah cukup reda,‘‘ ujarnya.

Terkait harga-harga yang diatur oleh pemerintah seperti bensin, gas dan lainnya, hanya menjaga agar jangan terlalu tinggi dampaknya.

Dalam kesempatan sama, Pejabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana memaparkan dalam upaya menjaga inflasi, ada langkah jangka pendek dan ada jangka panjang.

Disebutkan, Untuk jangka pendek seperti operasi pasar sedangkan jangka panjangnya kita akan mengatur pola produksi dan manajemen produksi sehingga pola panen dan pola produksinya juga bisa dimantapkan.

Ternyata manajemen dan pola distribusinya jangan terlalu banyak yang terlibat. Untuk itu kita membutuhkan perusahaan daerah sebagai offtaker, untuk memperpendek rantai pasar.

‘‘Yang ketiga kita juga berbicara soal hilirisasinya, jangan lupa bahwa volatile food untuk hortikultura itu perishable atau mudah rusak maka harus ada adopsi teknologi di bidang pascapanen hortikultura sehingga umur simpan mereka akan lebih panjang,‘‘ pungkasnya.

Usai acara, Pejabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana bersama Kwp BI Bali Trisno Nugroho dan rombongan melakukan kunjungan ke DTW Pantai Penimbangan Buleleng, untuk memastikan pendiriannya berjalan baik.

Trisno Nugroho beserta rombongan meninjau penerapan uang digital QRIS di DTW sekalgus berbelanja sembako dan mencicipi berbagai macam kuliner Bali, hasil produksi petani, dan hasil kerajinan UMKM Buleleng.***

Berita Lainnya

Terkini