Terusik Isu SARA, Aktivis Bali Bumi Bagus Tantang Gendo Berdebat

11 Agustus 2016, 00:00 WIB
Ketua Yayasan Bumi Bali Bagus Komang Gde Subudi(foto:kabarnusa)

DENPASAR – Aktivis yang Ketua Yayasan Bumi Bali Bagus Komang Gde Subudi merasa terusik dengan pemilik akun twitter Wayan Gendo #Bejo, Wayan Gendo Suardana yang bernada rasis dan mencaci-maki individu dan kelompok tertentu sehingga dirinya siap melakukan debat terbuka.

Subudi mengatakan, bersama elemen masyarakat lainnya mengecam pemilik akun twitter tersebut, yang bernada SARA dan mencaci-maki individu dan kelompok tertentu..

Sikap yang ditunjukkan pemilik akun itu, tidak mencerminkan karakter, tata krama dan budaya orang Bali.  

Dia mengaku gerah, dengan caci maki yang dipertontonkan pemilik akun tersebut kepada publik di media sosia,l terhadap banyak pihak mulai Menteri kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hingga terakhir Pembina Pospera Adian Napitulu.

“Itu silakan bacalah sendiri di Medsos dan ini sangat bertentangan etika moral masyarakat Bali,” tegasnya usai melaporkan masalah itu ke Komisi Informasi Provinsi Bali Rabu (10/8/2016).

Sejak dari dulu, turun temurun masyarakat Bali menerima warisan itu.

“Tat Twam Asi misalnya, kalau bapak adalah saya, maka bapak harus memperbaiki diri supaya saya layak menjadi bapak, begitu seterusnya,” tutur Subudi.

“Itu kuncinya, jika kemudian dia mencaci orang lain, lantas dia itu siapa. dari mana dia,” selorohnya.

Pertanyaan kemudian, dari mana ukuran moralnya, seolah-olah merasa paling benar, baik atau paling suci.

Karena itu, dirinya siap mendiskusikan secara panjang lebar soal itu semua.

“Saya siap berdiskusi kapan saja, dimana saja dengan orang model ini, saya undang dia (Gendo), untuk berdiskusi apa saja dengan saya,” tukasnya.

Diskusi dengan tema apapun siap dilayani mulai lingkungan, maasalah moral dan lainnya.

Saat disinggung bahwa sebagai aktivis, Gendo terbiasa kerap betsuara lantang dan blak-blakan dalam menyampaikan sesuatu, Subudi tidak sependapat.

Berbicara atau berteriak lantang dipersilakan saja. Yang penting dan jangan sampai melakukan atau mengumbar caci maki terhadap orang lain atau mendegradasi martabat orang.

Diingatkan, ada UU ITE jika menulis di medsos. Pihaknya berharap agar hal-hal semacam itu terus dilakukan.

“Apakah jika hal itu dibiarkan, tidak merasa terusik,” imbuhnya.

Diketahui, beberapa elemen dan tokoh masyarakat yang hadir dalam pertemuan di KOmisi Informasi Bali menyayangkan ujaran kebencian di medsos oleh pemilik akun itu.

Beberapa diantaranya yang hadir Ketua Pekat Indonesia Bersatu Tabanan, I.B Suardana, Anak Agung Wedana Priti, tokoh Puri Klungkung. I Gde Wirtayasa, tokoh masyarakat Banyuning, Lanang Sudira, Gassos Bali, Rai Kencana, tokoh masyarakat Kebon Kori.

Anak Agung Gde Agung Aryawan tokoh pemuda Pemogan, Wayan Ranten tokoh masyarakat Tanjung Benoa dan perintis wisata bahari, I.B Singarsa tokoh Puri Gianyar dan I Gusti Ngurah Bagus Mudita tokoh Puri Pemayun Kesiman.

Atas kecaman tersebut, Wayan Suardana yang akrab disapa Gendo yang juga Koordinator ForBali yang terus berusaha dihubungi, belum bisa dimintakan konfirmasinya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini