ilustrasi/foto:shulterstock |
DENPASAR – Masyarakat yang tengah tertidur lelap dikagetkan dengan goyangan gempabumi berkekuatan M=5,3 pada Kamis, 15 November 2018 dinihari. Gempabumi tektonik yang persisnya terjadi, pukul 00.23.28 WIB, dirasakan sampai wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara.
Berdasar analisis BMKG, gempabumi ini memiliki kekuatan M=5,3. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,59 LS dan 115,38 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 104 km arah selatan Kota Denpasar, Propinsi Bali pada kedalaman 38 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault),” tutur Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam rilis.
Guncangan gempabumi ini dirasakan di Tabanan,Karangasem, Kuta, Jimbaran, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Barat III-IV MMI, Gianyar, Klungkung, Nusadua, Legian, dan Sumbawa III MMI.
Sejauh ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 00.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Pihaknya menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (rhm)